Penelitian Baru: Peradaban Manusia Kemungkinan Akan Runtuh pada 2050?

Mentari DP

Penulis

Pada tahun 2050, peradaban manusia akan mencapai titik di mana tidak ada langkah yang bisa diambil untuk kembali mundur.

Intisari-Online.com - Sebuah analisis perubahan iklim Australia yang menyedihkan memiliki beberapa berita buruk.

Yakni bahwa peradaban manusia akan runtuh pada tahun 2050, jika manusia tidak bergulat dengan ancaman perubahan iklim yang akan segera terjadi.

Analisis tersebut menyimpulkan bahwa perubahan iklim adalah “resiko keamanan nasional saat ini dan eksistensial” yang “mengancam kepunahan dini kehidupan cerdas di Bumi.

Dengan kata lain, dunia berada "di jalan menuju akhir peradaban manusia dan masyarakat modern seperti yang kita kenal."

Baca Juga: Ayah Dewi Perssik Meninggal Karena Diabetes: 7 Buah Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Diabetes

Pada tahun 2050, peradaban manusia akan mencapai titik di mana tidak ada langkah yang bisa diambil untuk kembali mundur.

Pada saat itu, sebagian besar Bumi tidak dapat dihuni dan mengarah pada kehancuran negara serta tatanan internasional.

Analisis itu juga menyerukan mobilisasi tenaga kerja dan sumber daya darurat di seluruh masyarakat.

Akhir Peradaban

Bagian dari solusi untuk mencegah keruntuhan peradaban ini adalah dengan strategi industri nol-karbon.

Baca Juga: Sarapan dengan Ubi Jalar Setiap Pagi, Inilah Hal Ajaib yang Akan Terjadi Pada Tubuh Anda

Tujuannya adalah untuk membatasi pemanasan global hanya 1,5 derajat Celcius, bukan tiga derajat Celcius seperti yang telah diperingatkan dalam laporan sebelumnya.

"Bahkan untuk pemanasan 2°C, lebih dari satu miliar orang mungkin perlu dipindahkan dan dalam skenario high-end."

Para penulis membuat sketsa skenario di mana pada tahun 2050 lebih dari separuh populasi dunia menghadapi 20 hari setahun panas yang mematikan.

Hasil panen global akan turun seperlima, ekosistem Amazon runtuh, di musim panas Arktik tidak menyisakan es, dan permukaan laut bisa naik 0,5 meter (selama abad ke-20, sudah naik 0,19 meter).

Mark Maslin dari University College London mengatakan laporan itu menambah keprihatinan mendalam yang diungkapkan oleh para pakar keamanan seperti Pentagon atas perubahan iklim.

Menanggapi analisis atau laporan itu, Michael Mann dari Pennsylvania State University mengatakan bahwa laporan itu hanya retorika yang berlebihan.

Bisakah kita menghentikan prediksi kiamat ini?

Spratt mengatakan ada "banyak tanda" dari warga di seluruh dunia bahwa mereka ingin memrangi perubahan iklim.

Baca Juga: Kisah Penggali Selokan yang Temukan 'Jalan Rahasia' ke Gudang Emas Terbesar, Namun Justru Ini yang Dilakukannya

Artikel Terkait