Find Us On Social Media :

Harkitnas: Ini Alasan Mengapa Hari Lahir Budi Utomo Ditetapkan Sebagai Hari Kebangkitan Nasional

By Nieko Octavi Septiana, Senin, 20 Mei 2019 | 15:30 WIB

 Sementara golongan moderat menginkan Budi Utomo merangkul semua golongan dan tidak bersifat kedaerahan serta keanggotannya bersifat terbuka.

Golongan moderat ini dipimpin oleh dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker mendirikan Indiche Partij yang lebih berorientasi pada politik.

Mengenai penentuan hari lahir Budi Utomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional (dulu disebut Hari Kebangunan Nasional), dinyatakan pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara dalam artikelnya di Nederlandsch-Indie Oud & Niew terbitan tahun ketiga 1918-1919.

“Tanpa ragu kini saya berani menyatakan bahwa tanggal 20 Mei adalah Hari Indisch-nationaal (Indisch-nationale day) atau Hari Kebangkitan Nasional.”

Ki Hajar Dewantara menulis itu ketika masa pembuangan di Belanda.

Pada 1948 ketika Indonesia mengalami keadaan yang genting sehingga simbol persatuan dibutuhkan.

Lalu Ki Hadjar Dewantara dan Radjiman Wediodiningrat mengusulkan kepada Sukarno-Hatta dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ali Sastroamidjojo agar memperingati peristiwa berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1948 sebagai hari Kebangkitan Nasional yang ke-40.

Tetapi, menurut Ki Hajar Dewantara, inisiatif menjadikan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional itu datang dari Soekarno, presiden pertama Indonesia.

“Hari itu (20 Mei 1908) menurut beliau adalah hari yang patut dianggap hari mulia oleh bangsa Indonesia."

"Karena pada hari itu perhimpunan kebangsaan yang pertama, yaitu Boedi Oetomo, didirikan dengan maksud menyatukan rakyat, yang dulu masih terpecah-belah, agara dapat mewujudkan suatu bangsa yang besar dan kuat.”

Baca Juga: Harkitnas: Yang Disebut Bangsa Sebenarnya ‘Hanya’ Suatu Imajinasi