Penulis
Intisari-Online.com – Nama penyanyi dangdut Lucinta Luna kerap menghebohkan publik.
Setelah pemberitaan mengenai dirinya yang transgender dan sudah menikah, kini ia kembali menghebohkan publik.
Dilansir dari nakita.grid.id pada Senin (20/5/2019), Lucinta Luna mengunggah Insta Story pada Rabu (15/5/2019) di mana ia telah melakukan operasi bagian perutnya.
Dikatakan bahwa ia ingin memiliki pinggul yang super kecil. Bahkan dia mengungkapkan keinginan miliki tubuh ideal dengan perut sekecil pensil 2B.
Saat ini, Lucinta sedang dalam masa pemulihan pasca operasi.
Diketahui di zaman sekarang ini, ada berbagai cara instan untuk mengecilkan perut.
Dalam dunia medis, istilah ini disebut Tummy Tuck (Abdominoplasti).
Tummy Tucksendiri memiliki arti sebuah tindakan mengurangi lemak di perut dengan cara operasi atau bedah.
Lantas apakah beda dengan sedot lemak atau Liposuction?
Jawabannya sangat berbeda.
Sedot lemak mampu membuang lemak di perut secara instan, namun otot serta kulit perutnya tidak bisa dikencangkan.
Sementara Tummy Tuck mampu menarik otot dankulit perut yang bergelambir, kemudian kelebihan dari kulit perut tersebut akan dihilangkan.
Jadi, tidak ada lagi kulit perut yang nampak menggantung atau bergelambir.
Dilansir dari kompas.com pada tahun 2015 silam, hasil polling yang dilakukan oleh Associated Press dan iVillage menemukan bahwa dari 1.000 koresponden perempuan, 73% di antaranya ingin menyempurnakan bentuk perutnya lewat operasi.
Baca Juga: Ketika Suhu di Dataran Tinggi Dieng Capai Minus 1 Derajat Celsius, Embun Membeku Jadi Es!
Sayangnya, walau operasi Tummy Tuck dinilai ampuh mengencangkan kembali perut yang bergelambir dan berlemak, cara ini memiliki efek samping yang lebih banyak ketimbang jenis operasi plastik lainnya, ungkap sebuah studi baru.
Studi yang ditulis oleh Dr. Julian Winocour dari Vanderbilt University di Nashville tersebut mengamati 25 ribu orang yang pernah melakukan operasi Tummy Tuck antara tahun 2008 dan 2013.
Hasil penelitian menunjukkan, 4% pasien mengalami komplikasi kesehatan setelah menjalani operasi.
Angka tersebut terbilang tinggi ketimbang risiko komplikasi yang ditimbulkan oleh prosedur bedah plastik lainnya, yaitu di angka 1,4%.
Komplikasi yang terlihat pada pasien berupa infeksi pada luka, pembekuan darah, masalah paru-paru, serta penyatuan darah di luar pembuluh darah.
“Komplikasi ini dapat menimbulkan dampak besar pada kesehatan secara keseluruhan.”
“Untuk itu pasien harus mencari layanan ahli bedah plastik yang berpengalaman dan terlebih dahulu melakukan obrolan tentang risiko yang mungkin timbul setelah operasi,” kata Winocour kepada Live Science.
Catatan lain, risiko komplikasi dapat meningkat apabila operasi Tummy Tuck digabungkan dengan operasi plastik lainnya.
Para peneliti menemukan, pasien yang menggabungkan Tummy Tuck dengan operasi postur tubuh serta sedot lemak, persentase komplikasi kesehatan meningkat menjadi 10,%.
Angka tersebut tertulis dalam jurnal Plastic and Reconstructive Surgery edisi November 2015.
Tummy Tuck sendiri merupakan prosedur bedah plastik urutan nomor enam yang paling umum dilakukan di Amerika Serikat.
Menurut data statistik American Society of Plastic Surgeons, lebih dari 117.000 prosedur Tummy Tuck dilakukan pada tahun 2014.
Risiko komplikasi dari Tummy Tuck dinilai lebih tinggi pada laki-laki, orang dengan usia 55 tahun atau lebih, dan orang-orang yang obesitas.
Hal ini kemungkinan terjadi karena berbagai faktor, kata Winocour.
Para peneliti menemukan, pasien yang menjalani operasi Tummy Tuck cenderung kelebihan berat badan, memiliki diabetes, atau menggabungkan beberapa operasi plastik sekaligus, yang mungkin mempengaruhi tingkat komplikasi.
Kasus Tummy Tuck yang dialami Patricia Jackson
Dilansir dari news.com.au pada tahun 2014 silam, ada sebuah kasus Tummy Tuck yang paling mengkhawatirkan.
Seorang wanita bernama Patricia Jackson (68) memutuskan operasi Tummy Tuck yaitu operasi plastik agar perut kembali rata.
Hanya saja, Patricia menjadi salah satu pasien operasi plastik yang mengalami kegagalan.
Setahun setelah operasi Tummy Tuck, Patricia merasakan sakit luar biasa pada perutnya.
Setelah diperiksa, dokter baru menyadari bahwa penyebabnya adalah bagian pusar yang tertinggal di dalam perutnya ketika operasi.
Akibatnya, perut Patricia bocor dan membuat kotorannya merembes keluar
Tak hanya itu, pernah ketika dia naik pesawat Patricia menemukan ada bagian lepuh di mana pusarnya dan pusarnya mulai bocor.
Karena hal ini, Patricia mengajukan komplan akibat operasi yang gagal dan dia mendapat Rp220 juta sebagai kompensasi.
Dengan kasusnya, Patricia meminta agar pengalaman pahitnya ini jadi pelajaran bagi banyak wanita yang ingin melakukan operasi Tummy Tuck.