Kemunculan Pemimpin Muda: Tidak Berawal dari Ingin Jadi Orang Kaya

T. Tjahjo Widyasmoro

Penulis

"Saya ingin jadi orang kaya!" Tak bisa dimungkiri, beberapa orang menjawab itu ketika ditanya tujuan hidupnya.

Intisari-Online.com - "Saya ingin jadi orang kaya!" Tak bisa dimungkiri, beberapa orang menjawab itu ketika ditanya tujuan hidupnya. Yang justru gawat adalah kalau jawabannya tidak tahu.

Untuk menjadi pemimpin negara, daerah, perusahaan, organisasi, sampai pemimpin office boy sekalipun, harus punya visi.

Pemimpin harus bisa mentransfer visinya kepada orang lain untuk diwujudkan bersama.

Begitulah gambaran pemimpin menurut Tikno Iensufiie, dosen Leadership, Fakultas Liberal Arts, di Universitas Pelita Harapan.

Baca Juga: Aktivis Pengkritik Putra Mahkota Johor Ditangkap, Mahathir: Pemimpin Mana Pun Dapat Dikritik, Tak Terkecuali!

Bicara mengenai pemimpin muda, persoalannya bermacam-macam.

Ada orang muda agresif, kadang langsung bertindak, berpikirnya belakangan. Dengan kata lain, visinya baru muncul belakangan.

Ada pula yang sudah punya visi, tetapi terlalu ambisius dan terlalu berani mengambil risiko.

Menurut Tikno, ambisi dan keberanian merupakan hal yang baik, tapi harus didasari dengan visi yang baik pula.

Baca Juga: Kalahkan Trump dan Putin, Jokowi Dinobatkan sebagai Pemimpin Paling Populer di Dunia

Bicara mengenai visi, kita bisa mengambil contoh Bill Gates.

Ia ingin supaya komputer yang awalnya berukuran besar, bisa masuk ke dalam seluruh rumah di dunia dengan Windows sebagai sistem operasinya.

Almarhum Steve Jobs lain lagi. Ia ingin menempatkan komputer ke dalam genggaman orang setiap hari.

Ketika visi mereka diwujudkan, pada akhirya uang datang mengejar mereka.

"Jadi, nomor satu paling penting visinya dulu," tegas Tikno.

Baca Juga: Benarkah Penyuka Daging Bisa Jadi Pemimpin yang Lebih Baik Dibanding Penyuka Sayuran?

Menurut Tikno, jawaban "ingin jadi orang kaya" bukanlah sebuah visi sebab setelah menjadi kaya, seseorang baru akan tersadar dan bingung apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Berbeda dengan orang yang benar-benar memiliki visi. Setelah visinya tercapai, dia bisa terus mengembangkan visinya semakin tinggi lagi.

Steve Jobs berhasil menciptakan berbagai produk Apple dalam genggaman tangan, ia bisa terus mengembangkan visinya, hingga akhir hidupnya.

Baca Juga: Abraham Lincoln: Pemimpin Itu Bukan Pemimpi yang Terbangun dari Tidur

Artikel ini tayang di Majalah Intisari dengan judul "Syarat Tangguh Pemimpin Muda" oleh Axel Natanael Nahusuly.

Artikel Terkait