Awalnya Dikenal Tukang Buat Onar, Begini Langkah Menjadi Ksatria Mulia Abad Pertengahan

Tatik Ariyani

Penulis

Selama Abad Pertengahan Awal , yang berlangsung dari sekitar 500 hingga 1000, ksatria dianggap sebagai orang yang kejam oleh kebanyakan orang.

Intisari-Online.com - Selama Abad Pertengahan Awal, yang berlangsung dari sekitar 500 hingga 1000, ksatria dianggap sebagai orang yang kejam oleh kebanyakan orang.

Ksatria pada waktu itu memang tukang menjarah, memperkosa, dan membakar sesuka mereka.

Namun, semua mulai berubah selama abad ke-11, sekitar waktu penaklukan Norman di Inggris pada 1066.

Citra ksatria menjadi prajurit yang sangat lapis baja yang mulia.

Baca Juga : Keluarga Ini Terkejut Mendapati di Tengah Sawahnya Ada Seekor Buaya, Ternyata dari Sini Asalnya

Selama periode Abad Pertengahan Awal, ksatria tidak harus harus berasal dari kaum bangsawan.

Namun pada Abad Pertengahan Akhir, bangsawan dan ksatria secara bertahap bergabung, dan ksatria menjadi hak istimewa turun-temurun kaum bangsawan.

Karena itu, langkah pertama untuk menjadi seorang ksatria selama periode ini adalah dilahirkan dalam keluarga bangsawan.

Pelatihan untuk Ksatria

Baca Juga : Benarkah Anak dengan 2 Unyeng-unyeng Punya Sifat Nakal? Simak 5 Fakta Tentang Unyeng-unyeng di Kepala Ini

Pelatihan untuk menjadi seorang ksatria dimulai sejak usia tujuh tahun.

Kebugaran fisik, pelatihan pertempuran, dan perawatan kuda adalah aspek penting dari pelatihan.

Bocah-bocah ini tidak akan bertarung dengan senjata sungguhan, tetapi dengan senjata kayu.

Mereka diinstruksikan untuk belajar berburu, menari, dan musik.

Baca Juga : Terobosan Medis Baru: China Bor Tengkorak Pasien untuk Tanam Elektroda Guna Sembuhkan Kecanduan

Sekitar usia 14 tahun, mereka akan dipromosikan menjadi pengawal selama upacara keagamaan.

Seorang uskup atau pendeta akan memberikan pedang yang dipersucikan kepada pengawal baru.

Mereka kemudian akan bersumpah untuk menggunakannya untuk tujuan terhormat atau untuk membela iman.

Tugas penting lainnya adalah merawat kuda-kuda tuan, karena tunggangan ini sama pentingnya dengan ksatria seperti baju zirah dan senjatanya.

Baca Juga : Kisah Backpacker yang Diculik Anggota Geng Motor Selama 2 Bulan, Diperkosa dan Matanya Akan Dicungkil

Tugas-tugas lain lebih bersifat domestik, misalnya, mengelola gudang anggur, mengukir daging saat makan, menunggu meja saat jamuan makan, membantu seorang tuan selama pesta dan upacara lainnya.

Seorang calon ksatria sering bertugas sebagai pengawal selama sekitar tujuh tahun, hingga ia mencapai usia 21 tahun.

Tidak ada jaminan, bagaimanapun, bahwa pengawal akan dijadikan ksatria.

Sebelum pengawal bisa dijadikan ksatria , ia harus mendapatkan baju besi dan senjatanya sendiri.

Baca Juga : Kisah Dokter Gigi Asal Indonesia Pertama yang Buka Praktik di Jepang, Tetap Jadi WNI Meski Bertahun-tahun Tinggal di Sana

Dalam beberapa kasus, peralatan dapat diberikan kepada pengawal oleh tuannya, dijarah di medan perang, atau dimenangkan dalam turnamen.

Namun, lebih sering barang-barang ini harus dibeli.

Kualitas senjata dan baju besi yang dijual beragam, mulai dari yang berkualitas tinggi yang dibuat khusus oleh bengkel kekaisaran, dan oleh perakit Jerman dan Italia yang terkenal, hingga barang bekas dan usang yang dapat dengan mudah dibeli di pasar dan toko.

Meskipun demikian, bahkan peralatan dengan kualitas lebih rendah membutuhkan biaya yang cukup besar, dan tidak semua pengawal mampu membelinya.

Baca Juga : Ini Bahayanya Jika Kita Sering Konsumsi Obat Untuk Meredakan Rasa Sakit

Upacara Ksatria

Status sebagai seorang pengawal itu dapat diberikan oleh raja, bangsawan, pendeta, atau bahkan ayah pengawal (jika dia sendiri seorang ksatria).

Upacara ksatria biasanya berlangsung selama salah satu pesta besar, misalnya Natal atau Paskah.

Pada akhirnya, seorang ksatria menikmati banyak hak istimewa, termasuk hak untuk memiliki tanah, untuk membawa senjata di dalam gereja.

Baca Juga : Berusia Jutaan Tahun, Inilah 10 Jejak Kaki Raksasa Misterius yang Ditemukan di Bumi, Milik Siapa Saja?

Mereka juga uduk di meja tinggi dengan para bangsawan dan raja-raja lain selama jamuan makan.

Kode etik umum ksatria Abad Pertengahan termasuk keberanian dalam pertempuran dan kesetiaan kepada atasan dan kawan-kawan feodal atau militer.

Ini adalah nilai-nilai yang praktis dari sudut pandang militer.

Baca Juga : Ribuan Benjolan Selimuti Tubuh Pasangan Bahagia Ini, Kenali Kelainan Neurofibromatosis

Artikel Terkait