Find Us On Social Media :

Sambil Ucapkan 'Aku Sangat Mencintaimu', Anak Ini Terus Menikam Ibunya Hingga 30 Kali, Setelah Itu Pergi ke Kamarnya untuk Main Musik

By Nieko Octavi Septiana, Sabtu, 11 Mei 2019 | 09:00 WIB

Kyle Morrison, mencoba membunuh ibunya, Sharon Morrison dengan 30 tusukan sambil terus mengucapkan 'aku sangat mencintaimu' ketika menikamnya.

Intisari-Online.Com - Seorang anak yang tega mencoba membunuh ibunya sendiri dengan 30 tusukan sambil terus mengucapkan 'aku sangat mencintaimu' ketika menikamnya akan dipenjara selama 9 tahun.

Dilansir dari Metro (10/5/2019). Kyle Morrison (20) menyerang ibunya sendiri, Sharon Morrison (51) ketika sang ibu kembali sepulang kerja ke rumah mereka di Jordanhill, Glasgow, Skotlandia, pada Agustus lalu.

Seorang hakim yang menangani kasus ini , Lord Mulholland, mendengar bahwa pasangan ibu dan anak itu memiliki hubungan yang baik.

Namun pada hari-hari menjelang penyerangan mengerikan itu, diketahui Kyle telah menulis rencana untuk membunuh ibunya dengan rinci.

Baca Juga : Tragis, 25 Siswa Bunuh Diri Usai Hasil Ujian Dirilis, Ternyata Ada Kesalahan Penilaian

Penuntut, Lynsey MacDonald, mengatakan di antara rencana pembunuhan yang ia siapkan adalah bersembunyi di lemari, menikam ibunya, dan mencekiknya 'bila perlu'.

Kyle Morrison adalah seorang mahasiswa di Universitas Heriot Watt Edinburgh, ia mengaku bersalah atas percobaan pembunuhan dan telah dipenjara.

Lord Mulholland berkata Sharon Morrison 'beruntung' karena masih bisa diselamatkan dan mengatakan pada Kyle bahwa motif untuk mencoba membunuh ibunya sendiri adalah 'fantasi (khayalan) sakit'.

Kyle Morrison dianggap berisiko tinggi untuk pelanggaran di masa depan dan akan dipantau selama tiga tahun pada saat pembebasannya nanti. 

Lord Mulholland mengatakan pada Morrisson, "Anda adalah satu-satunya anaknya, dia (ibunya) membawa Anda ke dunia, mengasuh Anda dan memberi Anda setiap kesempatan.

"Ini adalah kejahatan mengerikan yang akan memiliki konsekuensi jangka panjang untuk ibumu."

Diketahui Kyle Morrison tinggal bersama ibunya lagi setelah meninggalkan akomodasi mahasiswanya di London.

Pada 22 Agustus 2018, Kyle menyerang Sharon saat ibunya itu pulang dari kerja.

Baca Juga : Kisah si Psikopat Sempurna, Pembunuh Berantai yang Hanya Membunuh Penjahat Lain, Termasuk Ayahnya Sendiri

Saat Sharon pergi ke kamar untuk berganti pakaian, Kyle muncul di kamarnya dan langsung menikam ibunya dengan pisau.

Kyle terus merangkul ibunya, menusuknya, dan mencekiknya seraya terus berkata 'aku sangat mencintaimu' ketika melakukan percobaan pembunuhan keji itu.

 

Jaksa mengatakan kepada pengadilan bagaimana 'ibunya memohon pada Kyle untuk berhenti dan membiarkannya pergi'.

Morrison akhirnya meninggalkan ibunya yang berlumuran darah dan pergi ke kamarnya sendiri untuk bermain musik ketika Sharon terbaring dengan luka tusukan selama sekitar 20 menit. Sharon bahkan yakin dirinya akan mati saat itu.

Sharon memohon putranya untuk memanggil ambulans, tetapi Kyle mengatakan dia akan melakukannya ketika dia 'siap'.

Kyle akhirnya memanggil nomor 999 dan berkata, "Ya Tuhan, aku mencoba membunuh ibuku. Lebih baik kamu (pihak penanganan gawat darurat) melanjutkannya (membunuh Sharon)."

Paramedis kemudian menemukan Sharon masih tergeletak di lantai flat, dengan setidaknya 30 luka tusuk serta paru-paru yang kolaps.

Baca Juga : Baru Berusia 8 Tahun, Bocah Ini Culik dan Bunuh Tetangganya yang Berusia 1,5 Tahun dengan Sadis

Kyle ditangkap di Edinburgh pada hari berikutnya dan ditahan di Rumah Sakit Negara di Carstairs atas perintah perawatan.

Tetapi pengadilan mendengar bahwa 'tidak ada dasar' untuk menahannya di sana.

Terungkap bahwa dia bersikap kritis terhadap para profesional medis dan berperilaku 'jahat/suka melawan' terhadap mereka yang ada di rumah sakit.

Pengacaranya, Louise Arrol, mengatakan Kyle telah mencoba-coba narkoba sebelum melakukan percobaan pembunuhan dan telahmenulis surat kepada ibunya untuk meminta maaf.

Namun hakim, Lord Mulholland, mengatakan hukuman penjara akan ditambah menjadi 12 tahun jika dia tidak mengakui perbuatannya dan merasa bersalah dengan sungguh-sungguh.