Find Us On Social Media :

Nikita Mirzani Pamer Saldo Rekening dan Isi Brankasnya: Orang yang Benar-benar Kaya Justru Tidak Suka Pamer Harta, Ini Alasannya

By Mentari DP, Selasa, 7 Mei 2019 | 09:15 WIB

Nikita Mirzani pamer saldo rekening dan isi brankasnya.

Intisari-Online.com – Nama Nikita Mirzani memang tidak pernah terlepas dari kontroversi.

Contohnya beberapa waktu lalu di mana Nikita sempat memperlihatkan foto jumlah saldo uangnya yang ada di dalam rekeningnya.

Foto jumlah saldo tersebut dia unggah di Insta Story akun Instagramnya, @nikitamirzanimawardi_17.

Tak main-main, jumlah uang yang dimilikinya dalam rekeningnya itu mencapai Rp5 miliar.

Baca Juga : Kisah Soesalit Djojoadhiningrat, Anak Satu-satunya R.A. Kartini yang Terseret Pusaran Komunisme

Belum selesai membuat sensasi, beberapa hari lalu juga Nikita Mirzani kembali memamerkan sedikit isi dari berankasnya.

Aksi tersebut kembali dia lakukan di Insta Story akun Instagramnya.

Diketahui salah satu rekan sedang berkunjung ke rumah Nikita. Rekannya tersebut pun memberi celetukan bahwa saat itu ia diminta untuk melihat isi dari brankas Nikita Mirzani.

Dari dalam foto yang ia unggah, Nikita pun mengeluarkan dua gepok uang seratus ribuan, beberapa uang euro, dan beberapa cincin.

"Gua mau kasih liat, ini sedikit ya, ini euro, ini sedikit aja, nggak usah dipamerin banyak-banyak. Ini savety box, ini namanya brankas pasti dalamnya benda-benda berharga," ujar Nikita Mirzani.

Apa yang dilakukan Nikita pun menarik minat netizen. Ada yang mengapresiasi kerja keras Nikita hingga mendapat kekayaan sebanyak itu.

Namun tak sedikit juga yang mencibirnya dengan alasan pamer.

Baca Juga : Bisnis Sedotan Bambu, Dapat Omzet Rp100 juta per Bulan dan Kurangi Sampah Plastik

Lalu bagaimana tanggapan ahli mengenai sikap seseorang yang memamerkan kekayaan mereka di media sosial?

Dilansir dari kompas.com pada September 2017 silam, ahli sosiologi Rachel Sherman mengatakan denganharta yang dimilikinya, orang-orang kaya memang bisa membeli apa yang ia inginkan berapa pun harganya.

Tetapi, orang kaya biasanya merasa malu jika label harganya terlihat orang lain.

Apa yang Rachel katakan sesuai dengan hasil analisisnya setelah mewawancari 50 orangtua di New York dengan pendapatan minimal 4 miliar rupiah pertahun.

Salah satu kesamaan yang ia temukan dari orang-orang kaya itu adalah mayoritas akan merobek label harga barang yang ia beli sehingga orang lain tak tahu berapa uang yang ia belanjakan.

Dalam esai yang dimuat di New York Times, Sherman menulis tentang seorang wanita yang setiap tahun menghasilkan 4 miliar rupiah dan mewarisi kekayaan keluarga beberapa juta dollar, selalu membuang label harga baju yang baru dibelinya sehingga nanny-nya tidak sampai melihatnya.

"Seorang desainer interior yang saya kenal juga bercerita, salah satu kliennya selalu menyembunyikan harga barang-barang yang ia beli.”

“Semua barang furnitur yang datang ke rumahnya juga harus dihilangkan agar staf di rumah tidak melihatnya," katanya.

Baca Juga : Dengar Suara Berdengung di Telinga, Ternyata Ada Hewan Kecil Ini di Telinga Bocah Laki-laki Ini

Kebiasaan itu menunjukkan pola yang lebih besar, orang kaya itu menganggap dirinya normal, dan merasa canggung dengan hasil belanjannya karena tidak mau dianggap kaya.

Dalam hal kekayaan atau harta, orang-orang kaya itu juga tidak pernah menunjukkan bahwa ia "kaya" atau "kelas atas".

Menurut Sherman, mayoritas lebih suka istilah "nyaman" atau "beruntung".

Sebagian orang kaya juga mengelompokkan dirinya ke dalam "kelas menengah" atau "di tengah", karena mereka membandingkan dirinya dengan orang yang lebih kaya lagi.

"Orang-orang yang saya wawancara itu tidak pernah membual tentang harga yang mahal.”

“Mereka justru bersemangat bercerita ketika berhasil menawar harga barang, memberi pakaian di tempat biasa, atau naik mobil tua," katanya.

Apa yang Sherman temukan itu sejalan dengan yang dituliskan Thomas C.Corley dalam bukunya "Rich Habits".

Ia melakukan wawancara selama 5 tahun dengan para milyuner untuk mengetahui kebiasaan yang membuat mereka menjadi kaya.

Secara umum, Corley menemukan bahwa orang kaya ingin dianggap sebagai sesuatu yang normal dan mereka ingin lebih dermawan. (Lusia Kus Anna)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orang Super Kaya Tak Pernah Pamer Label Harga")

Baca Juga : Wanita Hamil yang Alami Morning Sickness Berlebihan Mungkin Memiliki Anak Cerdas