Penulis
Intisari-online.com - Pada suatu sore yang cerah di Sylacaugam Alabama tahun 1954, seorang wanita bernama Ann Hodges tertidur di sofa dengan selimut.
Kemudian, sebongkah batu berwarna hitam menembus langit-langit, dan menghantam tepat di bagian pinggulnya.
Akibatnya, Ann mengalami luka memar akibat benturan keras benda tersebut.
Berita baiknya,dia selamat dan hanya mengalami cedera pinggang, lapor National Geographic.
Baca Juga : Hari Palang Merah: Seperti Ini Karakter Seseorang Berdasarkan Golongan Darahnya
Akibat peristiwa itu, penduduk desa berkumpul untuk menyaksikan apa yang terjadi, di mana 'bola api' yang mereka lihat masuk ke dalam rumah Ann.
Ann yang waktu itu, hanya seorang wanita desa biasa tidak tahu menahu mengenai meteorit tersebut, kerumuman itu justru membuatnya bingung, dan tidak membiarkan orang-orang masuk ke rumahnya.
Kemudian, suaminya Eugene Hodges kembali pulang dari pekerjaannya, dia melihat lapisan bagian rumahnya hancur dengan kerumuman masa yang berkumpul di rumahnya.
Segera, Eugene memanggil polisi, kemudian polisi memanggil dokter untuk memeriksa kondisi Ann.
Dokter yang memeriksa Ann berpikir bahwa meteorit itu memantul, dan mengenai bagian pinggul kirinya.
Meskipun cederanya terlihat merah dan menakutkan, itu tidak masalah karena dia akan segera pulih menurut laporan dokter.
Namun kejadian tersebut, telah membuat wartawan dari penjuru negeri datang untuk mewawancarainya, karena hal ini Ann kesulitan untuk beristirahat.
Pada saat yang sama anggota kepolisian, juga menghubungi ahli geologi lokal, dan menyimpulkan bahwa batu yang memecahkan atap kemungkinan adalah meteorit.
Kemudian, mereka menyerahkannya ke Angkatan Udara AS, untuk dilakukan analisis lebih lanjut.
Setelah terkonfirmasi bahwa benda tersebut adalah meteorit. Angkatan Udara AS, mengirim obyek luar angkasa ini ke Smithusonian Institution.
Memungkinkan para peneliti untuk mengkajinya lebih lanjut, jika tidak ada kendala batu ini akan digunakan sebagai data penlitian di Smithusonian Institution selamanya.
Baca Juga : Bukti Tak Pernah Ada Terlambat Untuk Belajar: Pria Ini Berhasil Lulus Kuliah di Usia 64 Tahun
Namun, batu ini adalah milik Ann, anggota negara bagian Masschusetts meminta Smithsonian, untuk mengembalikan meteorit tersebut kepada Ann.
Setelah tekanan dan opini publik, meteorit tersebut dikembalikan ke Ann. Namun kisahnya tidak berhenti disitu saja.
Rumah Anna ternyata menyewa dari seorang pemilik bernama Birdie Guy, dia melihat potongan batu tersebut jatuh di rumahnya, jadi mungkin benda tersebut juga miliknya.
"Batu itu jatuh di rumahku, jadi seharusnya itu menjadi milikku," kata Birdie.
Tetapi Ann menolaknya, dia berpikir batu tersebut adalah kiriman Tuhan untuknya, jadi dia tidak menyerahkannya kepada Birdie.
Alhasil, dalam pertengkaran tersebut kedua belah pihak mengajukan banding hingga ke pengadilan, masing-masing menyewa pengacara untuk mengambil alih batu meteorit tersebut.
Hingga akhirnya si pemilik rumah merubah sikap, dia setuju berdamai, dan keluarga Ann ditawari uang senilai 500 dolar AS Rp7 juta untuk kepemilikan meteorit tersebut.
Namun, Ann menolak, dia berpikir mungkin meteorit tersebut akan bernilai lebih pada masa depan, jadi dia memilih untuk menyimpannya.
Dia mengambil keuntungan dari panasnya opini publik, dan menjual potongan meteorit ini meskipun dia tidak begitu banyak yang bisa dia jual.
Namun, dengan hal itu mereka bisa membeli rumah baru, mobil, dan memiliki uang yang banyak, hanya dengan sepotong meteorit yang dipotong-potong.
Kehidupan Ann dan suaminya berubah drastis usai mendapatkan potongan meteorit tersebut.
Baca Juga : Hari Palang Merah: Seperti Ini Karakter Seseorang Berdasarkan Golongan Darahnya
Sayangnya masalah Ann dan Birdie juga belum selesai, pemilik rumah sewaannya itu kembali menggugatnya karena dia dianggap tidak mau memperbaiki atap rumahnya.
Juga meminta kompensasi, atasrusaknya beberapa perabotan akibat jatuhnya meteorit tersebut.
Masalah lain yang timbul adalah, ketika Institute Smithsonian mengatakan ingin membeli batu tersebut dengan harga yang wajar.
Akan tetapi, Ann dan suaminya menolak karena harganya terlalu rendah, sayangnya tawaran itu adalah satu-satunya ada yang mau membayar batu tersebut.
Usai kabar mengenai batu tersebut meredup, tak ada satupun orang yang mau menawarnya lagi.
Sekarang meteorit tersebut tidak laku dijual!
Akibatnya, Ann mendapatkan gangguan mental serius, karena terus berpikir meteorit tersebut adalah pemberian Tuhan.
Tekanan dan nasib buruk perlahan menhampirinya, pada tahun 1956 dia menyumbangkan meteorit tersebut ke Alabama.
Berharap masalah dan kehidupan Ann kembali tenang, dengan menyumbangkan meteorit ke Museum Sejarah Alam Alabama, namun hal itu justru gagal.
Pada tahun 1964, Ann positif menderita penyakit mental, hal itu membuatnya berpisah dengan suaminya, dan tinggal di panti jompo untuk perawatan.
Delapan tahun kemudian, saat dia berusia 52 tahun meninggal di panti jompo tersebut akibat penyakit gagal ginjal.
Beberapa tahun kemudian, suami Ann mengatakan bahwa kematian istrinya dan meteorit serta opini publik sama sekali tidak relevan. Dia menyebutkan bahwa istrinya tidak pernah pulih daru bahaya yang disebabkan insiden tersebut.
Rendy Mecredy, kurator Museum Sejarah Alabama, juga merasa emosional, "Ann dan suaminya adalah orang desa yang sangat sederhana."
"Saya pikir opini publik adalah penyebab kematian dan ganguan mentalnya."
Baca Juga : Rusia Latih Lumba-lumba Jadi Mata-mata: Ini 4 Hewan yang Pernah Jadi Pasukan Militer