Penulis
Intisari-Online.com - "Jangan minum es, nanti bayinya besar!" begitu kata-kata yang tak asing untuk memperingatkan ibu hamil.
Sebenarnya bukan perkara esnya, melainkan kalori yang terkandung dalam minuman dingin itu yang jadi masalah.
Waspada sajalah, sebab kalau sudah telanjur diabetes, berbagai risiko akan mengancam di kemudian hari.
Istilahnya diabetes gestasional. Diabetes ini memang menyerang ibu hamil dan bisa menjangkit calon buah hati jika tak hati-hati.
Baca Juga : Sakit Diabetes Tapi Ingin Berpuasa? Ini Nutrisi yang Harus Anda Lengkapi Selama Bulan Puasa
Risiko ibu hamil mengidap diabetes kadang tak terelakkan karena berbagai faktor. Hanya saja, parahnya, sekitar 10-25 persen diabetes dalam kehamilan tidak terdeteksi.
Akibatnya, muncul ungkapan yang sering dilontarkan orang awam, "Nanti bayinya besar."
Diabetes mellitus gestasional (DMG) muncul pada ibu hamil yang memasuki trisemester ketiga atau minggu ke-24.
Gejalanya kadang tidak terasa karena mirip kebutuhan ibu hamil biasa. Misalnya sering buang air kecil, sering haus, atau mudah lapar yang semuanya dialami ibu hamil pada umumnya.
Tak heran, DMG kadang tak terdeteksi dan baru terkuak ketika sudah muncul akibat-akibatnya.
Baca Juga : Cegah Diabetes Tipe 2 dengan Kebiasaan Sederhana Berikut!
Pemunculan DMG memang saling berkaitan. Cerita berawal dari adanya kehamilan yang cenderung membuat peningkatan hormon seperti progesteron, esterogen, dan laktogen plasenta.
Akibatnya, insulin yang diproduksi tubuh tidak bekerja dengan baik sehingga kadar gula dalam darah akan meningkat.
Saat tubuh mengandung, sensitivitas insulin akan menurun 45-70 persen dibandingkan saat tidak hamil.
Kelebihan gula tadi akan diambil oleh janin dan disimpan sebagai lemak dalam tubuhnya. Inilah asal muasal mengapa janin tumbuh besar di atas rata-rata.
Baca Juga : Catat! Sarapan dengan Telur Ternyata Sangat Baik bagi Pasien Diabetes
Tidak hanya menjadikan janin raksasa, DMG juga mengakibatkan kelainan kongenital (cacat lahir) hingga kematian.
Melahirkan bayi besar juga akan membuat trauma pada ibu, khususnya pada jalan lahir.
Jika tidak menjaga pola makan dan berat badan, ibu dengan DMG nantinya juga akan terjangkit diabetes mellitus (DM) tipe 2 setelah melahirkan.
Risiko DMG akan membayangi ibu-ibu yang memulai kehamilan pada usia tua.
"Semakin tua memulai kehamilannya, semakin besar pula risikonya," jelas dr.Wismandari, Sp.PD-KEMD, dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik, dan diabetes RS Pondok Indah, Jakarta.
Baca Juga : Tata Cara Pemeriksaan Glukosa Darah, Penting Untuk Penderita Diabetes
Risiko DMG juga meningkat pada perempuan obesitas. Tidak hanya obesitas yang menahun, tetapi juga yang "kagetan" alias baru mengalami kenaikan berat badan saat hamil.
"Walaupun tadinya kurus, tapi waktu hamil naiknya bisa sampai 30 kilogram, itu merupakan faktor risiko," papar Wismandari.
Baca Juga : Ini 5 Hal Sepele yang Sebenarnya Gejala Awal Diabetes, Kenali Sebelum Parah
Artikel ini telah tayang di Majalah Intisari dengan judul "Wapada Sakit Gula Tatkala Berbadan Dua" oleh Natalia Mandiriani.