Find Us On Social Media :

Kisah Kaisar Jepang dari Perang Dunia II Hingga Menyebut Dirinya Makhluk Fana

By Afif Khoirul M, Kamis, 2 Mei 2019 | 08:00 WIB

Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko.

Intisari-online.com - Pada saat setelah Perang Dunia II, di Peers School Tokyo, seorang guru Quaker bernama Elizabeth Vinning memberikan nama-nama dengan bahasa inggris pada muridnya.

Mereka di antaranya adalah bangsawan Jepang, "Saya adalah Eric," kenang Masao Oda, mantan murid Vining.

Juga, teman sejawat dan sekamarnya, Akihito yang diberi nama Jimmy, namun Akihito menolak panggilan itu.

"Jadi dia berdiri menolak nama yang diberikan Vining, 'Jimmy', dan mendorong mundur," kenang Oda.

Baca Juga : 3 Calon Kuat Ibu Kota Baru Indonesia dan Fakta Kota Palangkaraya, Kota yang Diinginkan Bung Karno Jadi Ibu Kota Baru

"Aku bukan Jimmy, aku adalah putra mahkota," kata Oda menjelaskan apa yang dikatakan oleh Akihito.

Melansir NPR (1/5/2019), Akihito naik takhta pada 1989, menggantikan ayahnya Kaisar Hirohito yang menyerahkan takhtanya pada putranya.

Hal itu dilakukan, setelah mengakhiri periode pascaperang yang secara resmi dikenal dengan sebutan "Heisei" atau mencapai perdamaian.

Kaisar Akihito lahir setelah Jepang menginvasi Manchuria, China utara, yang merupakan awal dari perannya dalam Perang Dunia II.

Baca Juga : Fakta Memilukan di Balik Seorang Wanita 94 Tahun yang Memegang Baju Tentara Jepang Setiap Menjelang Tidur