Find Us On Social Media :

Setelah Gagal Lamar Permaisuri Raja, Patih Gadjah Mada Memilih Tinggalkan Dunia Politik dan Kekuasaan

By Ade S, Sabtu, 27 April 2019 | 13:00 WIB

Maknanya, Gadjah Mada belum akan menikmati palapa atau rempah-rempah sebelum berhasil menyatukan seluruh Nusantara.

Sumpah itu sendiri berhasil karena pulau-pulau yang menjadi target Gadjah Mada seperrti, Pahang, Dompo, Palembang, Bali, dan lainnya berhasil dikuasai serta di persatukan di bawah kekuasaan Majapahit.

Semasa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389), Gadjah Mada bahkan berhasil mengembangkan kekuasaannya sampai ke wilayah timur seperti Seram, Makasar, Buton, Sumba, Saparua, Solor, Bima, Ambon, Timor, Dompu, dan lainnya.

Tapi prestasi emas Gadjah Mada sempat ternodai oleh Perang Bubat yang melibatkan Majapahit dan Kerajaan Pajajaran.

Kisahnya, Hayam Wuruk bermaksud menjadikan puteri raja Pajajaran, Dyah Pitaloka, sebagai permaisuri dan Gadjah Mada serta pasukannya dikirim untuk melamar.

Ketika rombongan Gadjah Mada sampai di daerah Bubat, mereka dicegat pasukan Pajajaran.

Gadjah Mada mengira pasukan Pajajaran merupakan pasukan penyambut tapi ternyata bukan.

Secara tiba-tiba pimpinan pasukan Pajajaran mengajukan syarat agar Hayam Wuruk sendiri yang datang menjemput calon permaisuri.

Bagi Gadjah Mada, jika Hayam Wuruk sendiri yang datang melamar itu sama saja berarti Majapahit secara politik telah ditaklukan oleh Pajajaran.

Baca Juga : Perihal Koin Emas Zaman Majapahit, Ini Imbalan Jika Temukan Benda Purbakala