Find Us On Social Media :

Preeklampsia, Sindrom Ibu Hamil yang Sebabkan RA Kartini Meninggal, Kenali Bahayanya

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 21 April 2019 | 16:45 WIB

RA Kartini meninggal karena preeklampsia

Intisari-Online.com - Bulan April bagi Indonesia menyimpan hari istimewanya tersendiri.

Adalah setiap tanggal 21 April telah ditetapkan sebagai hari Kartini untuk menghormati sosok luar biasa Kartini yang menjadi simbol emansipasi perempuan.

Kisah-kisah kehidupannya sebagai pelopor kebangkitan wanita pribumi sudah tersebar luas seantero Indonesia.

Lahir di Majong, Jepara pada 21 April 1879, Kartini meninggal di umurnya yang ke-25 tahun pada 17 September 1904, empat hari setelah dia melahirkan anaknya.

Baca Juga : Apakah Orang Mati Menyadari Dirinya Telah Mati? Studi Ini Menjelaskan yang Dialami Manusia Setelah Kematian

Diketahui bahwa Kartini mengalami komplikasi saat melahirkan putra pertama, buah hati perkawinan dengan Raden Adipati Joyodiningrat itu.

Hal itu disebabkan sebuah penyakit bernama keracunan kehamilan atau preeklampsia.

Preeklampsia sendiri umumnya muncul pada trimester ketiga setelah kehamilan melewati usia 20 minggu.

Menjadi penyakit menakutkan bagi ibu, preeklampsia diduga terjadi karena beberapa hal.

Baca Juga : Caleg Gagal 'Curhat' Setelah Shalat Jumat, Warga Kompak Keluar Masjid Lalu Kembalikan Karpet dari Caleg

Penyebab-penyebab ini di antaranya adalah ehamilan ganda, hidramnion (kembar air), hipertensi, semakin tua usia kehamilan dan sebagainya.

Preeklamsia bisa menyebabkan keguguran, bayi berat lahir rendah, bahkan kematian namun preeklamsia ringan jarang mengakibatkan kematian ibu.

Untuk jaga-jaga, ibu hamil perlu mewaspadai gejala-gejala keracunan kehamilan.

Semakit dini tanda-tanda preeklampsia dapat terdeteksi, semakin cepat pula masalahnya dapat ditangani.

Baca Juga : Pria Ini Temukan Tengkorak di Halaman Rumahnya, Kejahatan Bengis Sang Istri 21 Tahun yang Lalu Terbongkar