Find Us On Social Media :

Ibu Asal Sulawesi Tengah Meninggal Saat Melahirkan Bayi Kembar 3: Ini Risiko Hamil dan Melahirkan Bayi Kembar

By Mentari DP, Selasa, 16 April 2019 | 17:00 WIB

 

Intisari-Online.com – Sebuah kisah dibagikan oleh akun Facebook bernama Idha Dolphin.

Wanita asal Sulawesi Tengah tersebut menceritakan kisahnya dalam foto dan juga video.

Dalam foto dan video yang dia bagikan pertama kali pada 17 Juli 2018 lalu, ia menceritakan bahwa ia kehilangan tantenya saat melahirkan ketiga sepupu kembarnya.

Idha berkali-kali mengunggah foto dan video ketiga sepupunya yang belum tahu bahwa ibunya kini telah tiada.

Baca Juga : Ngeri, CDC Umumkan Bahwa Jamur Paling Mematikan Telah Menyebar di Seluruh Rumah Sakit di Seluruh Dunia

Sontak unggahan Idha ini menimbulkan simpati dari banyak masyarakat.

Unggahan tersebut telah mendapat ratusan komentar, 6 ribu orang menyukai dan dibagikan ulang oleh 18 ribu pengguna.

Bahkan, banyak yang ingin mengadopsi satu dan bahkan semua bayi kembar dari Tante Idha.

Kisah ini bisa membuat kita teringat kembali bagaimana perjuangan seorang wanita dan seorang ibu.

Di mana mengandung satu bayi dan melahirkannya saja, mereka harusberjuang antara hidup dan mati. Bagaimana dengan bayi kembar seperti bayi kembar tiga? Tentu sangat berat.

Namun pertanyaannya, apakah memang berbahaya bagi seorang wanita mengandung dan melahirkan bayi kembar?

Diketahui kehamilan bayi kembar tiga sangat jarang terjadi secara alami dan risiko masalah saat hamil meningkat seiring dengan jumlah bayi.

Ini berarti bahwa ada risiko lebih tinggi terkena masalah dengan bayi kembar dua dibandingkan dengan bayi tunggal dan risiko masalah kembar tiga (triplet) lebih tinggi daripada bayi kembar dua.

Walau, penyedia layanan kesehatan dapat mendiagnosis dan mengelola komplikasi yang mungkin timbul atau membantu melindungi Anda dan bayi dari masalah yang lebih serius, tetap ada risiko dibaliknya.

 

Baca Juga : Jadi Pilot Dengan Subscribers Terbanyak, Captain Vincent Raditya Berhasil Beli Pesawat dari Hasil YouTube

"Hamil anak kembar berarti si ibu mengandung janin lebih dari satu,” tukas Dr dr Ali Sungkar, SpOG, dari Brawijaya Women and Children Hospital di Jakarta kepada kompas.com pada 2012 lalu.

“Di dalam perut, janin harus berbagi makanan dan kesempatan hidup.”

“Maka pada kehamilan kembar risiko kematiannya lebih tinggi dibandingkan kehamilan satu janin.”

Menurut dr Ali, kehamilan kembar ini akan meningkatkan perinatal mortality rate (PMR) atau angka kematian bayi pada usia kehamilan 28 minggu, dan bayi yang berusia tujuh hari.

Angka PMR ini digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat, terutama kesehatan ibu hamil dan bayi selama satu tahun.

Pada kehamilan normal (satu janin) angka PMR-nya berkisar antara 33 per 1000 kelahiran.

Hal ini berarti dari 1000 bayi tidak kembar ada 33 bayi yang meninggal pada usia kehamilan 28 minggu atau tujuh hari setelah lahir.

Sedangkan angka PMR untuk kehamilan kembar ternyata tercatat lebih tinggi, berkisar antara 139 per 1.000 kelahiran. Berarti dari 1000 bayi kembar yang lahir, 139-nya meninggal.

"Risiko kehamilan ini akan lebih tinggi lagi ketika mengalami kehamilan lebih dari dua janin," tukasnya.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan terjadinya morbiditas (angka serangan penyakit yang terjadi pada bayi dan selama kehamilan) serta mortalitas (kematian) pada bayi kembar, antara lain:

- Intrauterine Growth Restriction atau IUGR (kondisi di mana berat bayi lebih kecil dibandingkan jumlah usia bulan),

- Amniotic fluid infections (infeksi cairan ketuban),

- Hipertensi, dan

- Large lacental infarcts (gangguan pasokan darah dari plasenta yang menyebabkan sel-sel mati).

Baca Juga : Hanya Gunakan Seutas Tali, Video Para Pekerja Listrik Tidur Siang di Ketinggian 50 Meter Jadi Viral

Komplikasi kehamilan kembar

Kehamilan kembar dikatakan memiliki risiko yang lebih tinggi karena dalam kehamilan sering terjadi beragam komplikasi yang cukup berbahaya.

Komplikasi yang terjadi pada ibu hamil kembar antara lain:

- bayi lahir dalam kondisi meninggal (stillbirth),

- single or multiple fetal demise (satu atau kedua bayi menderita penyakit berbahaya yang mematikan),

- single fetal demise and co-twin morbidity (satu bayi meninggal dan kembarannya mengalami sakit),

- single fetal demise and maternal morbidity (kematian salah satu bayi dan komplikasi kesehatan pada ibu).

"Selain terjadi masalah pada bayi, sang ibu juga akan punya risiko terkena komplikasi penyakit seperti disseminated intravascular coagulation atau perdarahan hebat," jelas Ali.

Kondisi ini terjadi ketika bekuan-bekuan darah kecil menyebar di seluruh aliran darah sehingga menyumbat pembuluh darah kecil.

Hal ini akan mengurangi produksi sel pembeku darah yang diperlukan untuk mengendalikan perdarahan, sehingga akan menyebabkan perdarahan yang berlebihan pada ibu.

Diakui Ali, masalah yang paling sering dialami oleh ibu dengan kehamilan kembar adalah bayi yang lahir dalam kondisi prematur, serta bayi dengan berat badan yang sangat kecil (low birth weight) saat lahir, terutama pada kehamilan lebih dari dua janin.

"Sebaiknya ketika menyadari sedang hamil kembar, periksakan kehamilan lebih sering sejak awal dan seteliti mungkin, untuk menghindari terjadinya komplikasi yang berbahaya ini," tegasnya.

Baca Juga : Jerry Yan Masih Tampan di Usia 42 Tahun: Ini 5 Tips Awet Muda Untuk Para Pria