Find Us On Social Media :

Dapat Menelan Seluruh Jagat Raya, Lubang Hitam Bisa Caplok Matahari Dalam 2 Hari

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 12 April 2019 | 13:30 WIB

"Lubang hitam ini tumbuh sangat cepat sehingga bersinar ribuan kali lebih terang daripada seluruh galaksi, karena semua gas yang dihisap setiap hari menyebabkan gesekan dan panas," kata Dr. Christian Wolf dari (ANU) sebagaimana dilansir Popular Mechanic dalam pernyataan pers tahun 2018 silam.

Itulah sebabnya akan terlihat 'cincin api' di sekita lubang hitam karena gesekan dan panas yang luar biasa.

Jika itu berada di pusat Bimasakti, 100.000 tahun cahaya penuh dari Bumi, lubang hitam besar akan muncul di langit malam 10 kali lebih terang dari bulan.

Namun, Wolf menjelaskan bahwa lubang hitam sepertinya tidak mungkin berada sedekat itu di Bima Sakti.

Baca Juga : Begini Aturan Baru Penerimaan Siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK pada 2019

Karena jika itu berada di pusat Bimasakti, berlawanan dengan lubang hitam Sagitarius A, lubang hitam menjadikan kehidupan di Bumi menjadi mustahil karena sejumlah besar sinar-x yang dipancarkannya.

Sementara saat itu, lubang hitam yang tercepat tumbuh itu tidak disebutkan namanya, Wolf menyebut lubang hitam sebagai "monster."

Lubang hitam saat ini duduk diam di langit, itu mengindikasikan jauh jaraknya dari Bima Sakit.

Sementara para ilmuwan, menurut Wolf, "tidak tahu bagaimana yang ini tumbuh begitu besar, begitu cepat pada masa-masa awal alam semesta," mereka bersemangat untuk menemukan jawabannya.

Baca Juga : Di Desa Trunyan, Mayat-mayat 'Diletakkan Begitu Saja' di Bawah Pohon Menyan Tanpa Dikubur

Bagaimana Lubang Hitam Menelan Seluruh Jagat Raya?

Dilansir dalam laman Sciencemag.org, pada pertemuan Royal Astronomical Society di Glasgow (2010) di Inggris, ahli astrofisika Asa Bluck menyebut bahwa lubang hitam supermasif paling aktif melepaskan jumlah radiasi yang mengejutkan selama periode paling energiknya.

Emisi semacam itu dapat menyapu semua debu yang dingin dan padat di galaksi, sehingga mencegah debu agar tidak membeku menjadi bintang baru.

Dia menambahkan bahwa dari 100 galaksi yang disurvei oleh tim, setidaknya sepertiga telah kehilangan kapasitas pembuatan bintang mereka, mungkin karena radiasi dari lubang hitam pusat mereka.

Baca Juga : Eksperimen Kontroversial China, Ciptakan Kera Berotak Pintar Layaknya Manusia Berevolusi?