Find Us On Social Media :

Kuatnya Karisma Ogedei Khan: Hanya Kematiannya yang Selamatkan Eropa dari Bangsa Mongol

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 25 Maret 2019 | 11:30 WIB

 

Intisari-Online.com - Ogedei Khan adalah Khagan kedua (berarti 'Khan Besar') dari Kekaisaran Mongol.

Dia adalah putra ketiga Genghis Khan dan menggantikan ayahnya pada 1229.

Duduk dalam tampuk kekuasaan, Ogedei terus memperluas Kekaisaran Mongol.

Selama pemerintahan Ogedei, bangsa Mongol akhirnya menghancurkan Dinasti Jin dan memulai perang melawan Dinasti Song Selatan.

Baca Juga : Tambahkan Kebaikan Oats di Menu Favoritmu dan Menangkan Hadiah Jalan-jalan ke Bangkok!

Tak hanya itu, pada periode pemerintahan Ogedei pula bangsa Mongol melakukan invasinya ke Korea.

Sementara untuk belahan Bumi Barat, Mongol membentuk kontrol permanen atas Persia.

Stepa Rusia dan Eropa Timur juga ditaklukkan dan Eropa Barat hanya bisa karena selamat karena kematian Khan Besar pada 1241.

Kehidupan Ogedei Khan

Ogedei Khan lahir sekitar tahun 1186 sebagai putra ketiga Genghis Khan.

Ibunya adalah Borte Khatun, istri pertama Jenghis Khan.

Ogedei dikatakan sebagai putra favorit ayahnya, meskipun penetapannya sebagai pewaris takhta dibuat sebagian karena perseteruan antara dua kakak laki-lakinya, Jochi dan Chagatai.

Ogedei tercatat sebagai komandan militer yang cakap.

Dia mengambil bagian dalam kampanye ayahnya melawan Dinasti Jin, serta invasi Kekaisaran Khwarazmian.

Di Samarkand, Ogedei tercatat telah diberi komando pengepungan karena ketidaksepakatan antara dua kakak laki-lakinya mengenai strategi militer.

Kota itu akhirnya ditaklukkan dan dihancurkannya.

Baca Juga : Bangsa Darkhad, Penjaga Setia Jiwa Genghis Khan Sejak Sang Panglima Berbaring di Ranjang Kematiannya

 

Genghis Khan Khan meninggal pada tahun 1227, dan Tolui, putra bungsunya, memerintah selama dua tahun.

Setelah itu Ogedei diproklamasikan sebagai Khagan baru dari Kekaisaran Mongol.

Karisma pribadi Ogedei membantu menjaga kesatuan Kekaisaran Mongol setelah kematian Genghis Khan.

Berkat stabilitas internal kekaisaran, Ogedei mampu memusatkan energinya pada musuh-musuh eksternal, memperluas kekaisaran, dan mengkonsolidasikan penaklukan yang dilakukan oleh ayahnya.

 

 

Ogedei sebagai Khan Agung

Pada 1234, misalnya, Dinasti Jin akhirnya jatuh ke tangan bangsa Mongol setelah kampanye yang dimulai pada tahun 1211.

Dengan China utara di bawah kendali bangsa Mongol, Ogedei dapat mengalihkan perhatiannya ke Dinasti Song Selatan yang berdekatan.

Kampanye melawan Song dimulai pada 1235 dan hanya berakhir dengan kekalahan terakhir dari para loyalis Song pada 1279, beberapa dekade setelah kematian Ogedei.

Lebih jauh ke barat, Ogedei melanjutkan penaklukan Persia, mengirim jendralnya Chomaqan untuk menyelesaikan pekerjaan itu.

Sementara itu, pasukan Mongol di bawah komando Batu, putra Jochi, dikirim untuk berkampanye melawan pemerintah Rusia.

Pada 1240, Kiev dipecundangi oleh bangsa Mongol, menandai berakhirnya perlawanan Rusia.

Bangsa Mongol melanjutkan perjalanan mereka ke Eropa dengan invasi ke Eropa Tengah, dan berniat menaklukkan seluruh benua sampai ke 'Great Sea', yaitu Samudra Atlantik.

Baca Juga : 5 Hal Unik yang Hanya Anda Temukan di Israel, Termasuk Tentara yang Libur Tetap Berkeliaran dengan Senjata

 

Bagaimana Ogedei Khan mati?

Pada bulan Desember 1241, ketika orang-orang Mongol akan menyerang Eropa Barat, Ogedei meninggal saat pertandingan minum.

Ketika para komandannya, yang berbaris menuju Wina, mendengar berita itu, mereka meninggalkan invasi itu dan segara kembali untuk kurultai di Mongolia.

 

 

Seandainya Ogedei tidak mati begitu tiba-tiba, bangsa Mongol akan berhasil menaklukkan seluruh Eropa.

Tapi, bagaimana pun juga kekuasaan Mongol sudah mencapai jarak terjauhnya.

Ogedei digantikan oleh putranya, Gyuk, yang menjadi Khan Besar berikutnya.

Baca Juga : Inilah Subutai, Si 'Anjing Perang' dari Kekaisaran Mongol yang Terlupakan