Advertorial
Intisari-Online.com- Anda pasti sudah kerap mendengar tentang kemashyuran seorang Genghis Khan dari kekaisaran Mongol.
Namun sangat jarang yang mengetahui, bahwa dibalik kuatnya militer itu, terdapat jenderal perang yang tak kalah mengagumkan.
Konon ada empat 'anjing perang' Genghis Khan yangselalu beringas melahap daging musuh-musuhnya dalam pertempuran.
Salah satu dari mereka, yakni Subutai (Subotai) adalah seorang ahli strategi umum yang berani dan kuat.
Subutai adalah pilihan yang dapat diandalkan untuk para pemimpin Mongol dan terkenal dapat membantu perluasan kekaisaran.
Ia bergabung dengan Mongol hanya sebagai pemuda, tetapi keterampilannya yang luar biasa mendorongnya untuk menjadi salah satu 'anjing perang' Genghis Khan.
Subutai melayani Mongol di bawah kepemimpinan Genghis Khan, serta putra dan penerusnya, Ogedei Khan.
Subutai adalah salah satu jenderal paling tangguh dari Kekaisaran Mongol.
Bahkan ia dikirim ke banyak ekspedisi militer yang sulit di Asia dan Eropa.
Karier Subutai
Subutai diyakini lahir antara 1160 -1170-an dan berasal dari suku Uriangkhai (bukan bagian dari suku Mongol).
Mereka adalah orang-orang yang hidup di hutan dan tak seperti bangsa Mongol yang dikenal sebagai penunggang kuda, suku Uriangkhai menggeluti perdagangan bulu dan pandai besi.
Baca Juga:'Cuma' Pelihara 5 Ekor Ikan Arapaima, Pria Asal Jombang Ini Habiskan Rp200.000 Per Hari
Telah dicatat bahwa Subutai adalah putra seorang pandai besi.
Sebagai pandai besi, ayah Subutai akan menawarkan jasanya kepada bangsa Mongol untuk memperbaiki barang-barang logam yang rusak, seperti senjata atau peralatan dapur.
Mungkin melalui jalan ini juga, Subutai untuk pertama kalinya bertemu dengan bangsa Mongol.
Sebagai seorang remaja, Subutai bergabung dengan pasukan Genghis Khan.
Menurut satu sumber, Subutai baru berusia 14 tahun ketika dia pergi untuk bergabung dengan pasukan Mongol.
Karena usianya yang terlalu muda untuk dapat mengikuti petempuran, maka ia ditunjuk sebagai penjaga pintu bagi Khan.
Dalam posisi inilah Subutai mulai belajar seni perang Mongol.
Sebagai seorang penghuni hutan, Subutai tidak memiliki pengalaman dalam menunggang kuda, dan mulai mempelajarinya dari perwira Mongol.
Dia juga diajari untuk menggunakan busur dan kemudian menggabungkan dua elemen.
Itu adalah kombinasi kuda dan busur yang membuat pasukan Mongol menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan.
Subutai naik melalui barisan Mongol, dan akhirnya menjadi bagian dari pasukan Genghis Khan.
Ia kemudian dapat menjadi komandan militer hingga memimpin pasukan Mongol melawan sejumlah musuh, termasuk Rus, Polandia, dan Hungaria.
Baca Juga:Menjadi Panglima Perang Pasukan Gajah, Ini 10 Fakta Menarik Hannibal Barca
Strategi Umum Pertempuran
Selama pertempuran, Subutai menunjukkan keahliannya sebagai seorang jenderal dan ahli strategi yang serba bisa.
Pertempuran Mohi, yang umumnya dianggap sebagai kemenangannya yang paling cemerlang, dapat diambil sebagai contoh.
Selama pertempuran, orang-orang Mongol membunuh banyak musuh dan berhasil membuat Hongaria berlutut di sisi seberang Sungai Sajo.
Pada akhir 1241, Subutai berencana untuk menyerang Kekaisaran Romawi Suci.
Ini adalah saat kekaisaran dipimpin oleh Ogedei, namun dia kemudian meninggal.
Hal itu membuat pasukan Mongol melakukan pemilihan untuk Khan selanjutnya.
Kematian sang 'Anjing Perang'
Khan baru yang terpilih adalah Guyuk, putra Ogedei.
Pada 1246, Subutai ditugaskan dalam ekspedisi melawan Dinasti Song Cina.
Dia berusia 70 tahun pada waktu itu, yang merupakan usia yang cukup lanjut untuk seorang komandan militer selama periode itu.
Ekspedisi itu berlangsung hingga 1247, setelah itu Subutai kembali ke Mongolia, di mana ia meninggal pada tahun 1248.