Find Us On Social Media :

Salah Kaprah Soal Demensia, Ketahui Fakta yang Sebenarnya!

By Trisna Wulandari, Senin, 25 Februari 2019 | 19:00 WIB

Membedakan demensia dan lupa

Dr. Gea Pandhita, M.Kes, Sp.S dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya menjelaskan, ada cara untuk membedakan antara lupa karena penurunan daya ingat atau lupa sebagai gejala dimensia.

Baca Juga : Gugun Gondrong Sempat Alami Demensia: Golongan Darah Ini Ternyata Punya Risiko Lebih Besar Terkena Demensia

Apabila kebiasaan lupa yang dialami masih seputar meletakkan barang, atau melupakan nama orang, hal ini dikategorikan sebagai lupa karena penurunan daya ingat.

Akan tetapi, apabila seseorang melupakan sesuatu sampai lupa fungsi benda tersebut, bisa dicurigai sebagai penurunan fungsi luhur yang menandakan demensia.

Contoh, seseorang menyimpan dompet di kulkas, atau menaruh pakaian di lemari buku.

Atau, jika ia tidak mengingat hal esensi dalam aktivitas harian, kondisi ini dapat dikategorikan sebagai pikun atau demensia.

Baca Juga : Penelitian Ungkap Bahwa Menikah Bisa Kurangi Risiko Demensia, Ini Alasannya

Aktivitas sehari-hari terganggu

Kasus kebiasaan lupa hanyalah sebagian kecil dari contoh penurunan fungsi luhur otak.

Sebab, fungsi luhur otak juga mencakup kemampuan untuk memusatkan perhatian, daya ingat, orientasi, bahasa, dan pengambilan keputusan.

Artinya, demensia tidak melulu soal berkurangnya memori saja, tetapi juga aspek lain terkait fungsi luhur.

“Poin pentingnya untuk mengenali demensia adalah penderita demensia pasti mengalami gangguan dalam aktivitas hariannya,” tutur Gea.