Find Us On Social Media :

Jadi Makanan Favorit Banyak Orang, Apakah Sushi Benar-benar Sehat Untuk Dikonsumsi?

By Intisari Online, Senin, 11 Februari 2019 | 10:00 WIB

Menurut US Food and Drug Administration, ikan mentah tidak boleh didiamkan  selama dua jam di luar mesin pendingin (atau satu jam pada suhu 90 derajat).

Ikan yang memiliki bau amis yang kuat merupakan tanda ia sudah tidak segar untuk dimakan.

Masalah lain yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi sushi adalah merkuri – logam yang banyak ditemukan di alam namun diserap oleh hewan laut dan kurang akibat polusi.

Mengonsumsi merkuri dalam jumlah kecil masih aman bagi kebanyakan orang. Namun, itu bisa menghambat pertumbuhan awal manusia.

Oleh karena itu, wanita hamil dan anak-anak disarankan untuk menghindari makanan laut yang mentah.

Maples mengatakan, salah satu cara mudah untuk meminimalisasi risiko merkuri adalah dengan mengubah menu sushi.

“Dengan begitu Anda tidak mendapat sushi yang sama, lagi dan lagi,” ujarnya.

Cara lainnya: memilih seafood yang kaya akan asam lemak omega namun rendah merkuri, seperti salmon dan udang.

Ubah jadi lebih sehat

Memesan sushi dengan timun dan avokad atau sashimi, yang disajikan tanpa nasi, merupakan cara makan sushi yang lebih sehat.

Jika memang ingin mengonsumsi sushi yang berisi nasi putih, cobalah untuk mengurangi porsinya.

Anda bisa menambah makanan yang memiliki protein dan serat seperti edamame, sup miso, atau salad yang lebih sehat dan membuat kenyang lebih lama.

Satu lagi, Zeratsky mengingatkan, di mana pun kita makan sushi, jangan ragu untuk menanyakan bagaimana sushi Anda dibuat.

Dengan begitu, Anda tahu bahan-bahan apa saja yang terdapat dalam pesanan dan bagaimana kualitasnya. (Gita Laras Widyaningrum)

(Artikel ini sudah tayang di nakita.grid.id dengan judul “Menjadi Salah Satu Makanan Favorit, Apakah Sushi Baik untuk Kesehatan?”)

Baca Juga : 5 Penemuan ‘Penting Enggak Penting’, Namun Disukai ‘Kids Zaman Now’