Find Us On Social Media :

Bos Bursa Kripto Meninggal, Bitcoin Milik Nasabah Senilai Lebih dari Rp2 Triliun Terancam Ikut 'Terkubur'

By Intisari Online, Rabu, 6 Februari 2019 | 07:00 WIB

Intisari-Online.com - Seorang bos dari bursa mata uang kripto asal Kanada meninggal dunia secara mendadak.

Dampaknya, dana investor senilai 145 juta dollar AS (sekitar lebih dari Rp2 triliun) terancam hangus.

Mengutip Kontan.co.id melansir dari CNN, Quadriga yang merupakan bursa cryptocurrency terbesar Kanada tidak dapat memperoleh akses bitcoin tersebut, setelah sang CEO Gerald Cotten meninggal karena komplikasi Crohn's Disease saat bepergian ke India.

Baca Juga : Dituduh Mencuri Harta Temannya Sendiri, Penemu Bitcoin Dituntut Rp140 Triliun

Banyak mata uang digital yang dipegang Quadriga disimpan dalam akun secara offline yang dikenal dengan sebutan 'cold wallet' untuk melindungi dari peretas.

Masalahnya, Cotten adalah satu-satunya orang yang mengetahui password dari akun-akun tersebut.

Kasus yang tidak biasa ini menyoroti risiko yang dihadapi investor dalam menjaga aset mereka di industri yang diatur secara ketat.

Baca Juga : Selain Membuat Komputer Kita Lemot, Situs Porno Juga Jadi Persembunyian Malware Penambang Bitcoin, maka Berhati-hatilah!

Kematian Cotten telah menjerumuskan Quadriga ke dalam krisis dan harus berjuang keras untuk menemukan cara agar bisa mengembalikan dana kepada lebih dari 100.000 penggunanya.

Perusahaan sendiri telah mengajukan perlindungan kreditor di Mahkamah Agung Nova Scotia pada hari Kamis pekan lalu.

"Selama beberapa minggu terakhir, kami telah bekerja secara luas untuk mengatasi masalah likuiditas kami, yang meliputi upaya untuk menemukan dan mengamankan cadangan cryptocurrency kami yang sangat signifikan yang disimpan dalam 'cold wallet'," kata Quadriga dalam sebuah pernyataan di situs webnya.

Baca Juga : Miliarder Bitcoin Justru Melarang Orang untuk Investasi ke Uang Digital, Ini Alasannya

Sementara istri dari mendiang Cotten, Jennifer Robertson, mengatakan dalam pernyataan tertulis yang diposting secara online menyebutkan bahwa laptop yang digunakan Cotten untuk menjalankan bisnis pertukaran mata uang digitalnya telah dienkripsi.

"Saya tidak tahu kata sandi atau kunci pemulihan," katanya. "Meskipun telah mencobanya berkali-kali, saya belum dapat menemukannya."

Meskipun merupakan kasus langka, namun ini bukan pertama kalinya industri mata uang digital mengalami masalah keamanan.

Baca Juga : Bitcoin Dipakai di Bali, Bank Indonesia Meradang dan Gelar Investigasi

Mata uang digital senilai ratusan juta dolar telah dicuri oleh peretas selama beberapa tahun terakhir.

 

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Bos bursa kripto meninggal mendadak, dana senilai ratusan juta dolar terancam hangus.

Baca Juga : Semua Cryptocurrency Seperti Bitcoin Nilainya Terjun Bebas, Ternyata Ini Penyebabnya