Find Us On Social Media :

Menurut Penelitian, Optimisme dapat Mengurangi Risiko Terkena Diabetes

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 29 Januari 2019 | 06:00 WIB

Intisari-Online.com – Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa optimisme mungkin memiliki efek perlindungan terhadap diabetes tipe 2 pada wanita pascamenopause.

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Faktor tersebut, yaitu diet, aktivitas fisik, dan berat badan, yang dapat dikendalikan. Yang lain, termasuk etnis, gen, dan usia, yang tidak bisa dikendalikan.

Namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa psikologi seseorang juga dapat mempengaruhi risiko diabetesnya.

Gejala depresi, misalnya, berhubungan kuat dengan risiko insiden diabetes yang lebih tinggi, dan para peneliti menyatakan bahwa depresi "dimasukkan di antara faktor-faktor risiko yang menunjukkan skrining intensif untuk diabetes".

Baca Juga : Diabetes Melitus Tipe 1 pada Anak-anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Penanganannya

Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa "permusuhan sinis" juga dapat meningkatkan risiko diabetes, serta memperburuk gejala sindrom metabolik pada wanita pascamenopause.

Namun, hanya sedikit penelitian yang melihat efek perlindungan yang dimiliki beberapa karakter kepribadian terhadap risiko diabetes pada kelompok ini.

Sebuah makalah baru, yang diterbitkan dalam Menopause, jurnal Masyarakat Menopause Amerika Utara (NAMS), bertujuan untuk mengisi kesenjangan ini dalam penelitian. Demikian dilansir dari Medical News Today.

Para ilmuwan telah memeriksa data dari Women's Health Initiative (WHI) untuk melihat apakah sifat positif seperti optimisme dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 pada wanita pascamenopause.

Baca Juga : Awasi 7 Gejala 'Tersembunyi' Diabetes Tipe 2 Berikut, Bisa Berakibat Fatal Jika Tidak Terdeteksi!

WHI adalah penelitian pengamatan jangka panjang yang bertujuan untuk mencegah berbagai kondisi kronis pada wanita.

Luo dan rekannya memasukkan data dari 139.924 wanita pascamenopause yang tidak menderita diabetes pada awal penelitian.

Selama 14 tahun melakukan update data klinis, 19.240 kasus diabetes tipe 2 terjadi.