Find Us On Social Media :

Eksotisme Upacara Kubur di Tana Toraja

By Yoyok Prima Maulana, Kamis, 24 Januari 2019 | 20:45 WIB

Intisari-online.com - Tana Toraja adalah destinasi wisata yang sulit dilupakan orang.

Berwisata ke salah satu dari 23 kabupaten di Sulawesi Selatan tersebut akan sempurna jika dilakukan bertepatan dengan digelarnya upacara adat Rambu Solo dan Rambu Tuka.

Rambu Solo adalah upacara pemakaman, sedangkan Rambu Tuka adalah upacara selamatan atas rumah adat yang baru direnovasi.

Masyarakat Tana Toraja, Aluk To Dolo, percaya bahwa orang mati belum dianggap benar-benar meninggal sebelum prosesi Rambu Solo dilakukan.

Baca Juga : 7 Desa Ini Tersembunyi di Tempat yang Sangat Sulit Dibayangkan, Salah Satunya Ada di Kawah Gunung Berapi

Mereka hanya dianggap sedang sakit sehingga masih diberi makan dan pakaian. Bagi keluarga bangsawan, upacaranya sangat spektakuler.

Mereka akan memotong kerbau yang jumlahnya berkisar antara 24 sampai 100 ekor. Bahkan, salah satu kerbaunya adalah kerbau belang yang harganya bisa mencapai Rp11 juta hingga Rp400 juta per ekornya.

Namun, jika kebetulan kunjungan ke Tana Toraja tidak bertepatan dengan digelarnya upacara adat, Anda juga tak perlu kecewa.

Masih banyak warisan budaya unik lain yang bisa dinikmati. Sebut saja kuburan batu Lemo di Makele, Tana Toraja.

Ini adalah sebuah bukit yang berisi sekitar 75 lubang kuburan keluarga. Tiap lubangnya berukuran 3x5 meter. Pembuatan memakan waktu enam bulan sampai satu tahun dan menghabiskan biaya sekitar Rp30 juta.

Tempat ini sering disebut sebagai rumah arwah. Di sisi-sisi luarnya Anda juga bisa melihat mayat di simpan di alam terbuka, di antara bebatuan curam.

Pada waktu-waktu tertentu, pakaian yang melekat di mayat akan diganti baru lewat upacara Ma Nene. Tempat lain yang menawarkan keunikan serupa dengan Lemo adalah Kuburan Gua Londa dan Kuburan Bayi Kambira.

Objek lain yang tak kalah menarik adalah Ke’te Kesu. Tempat yang bermakna pusat kegiatan ini terdapat perkampungan, tempat kerajinan ukiran, dan kuburan.