Find Us On Social Media :

Titik Rawan Gempa: Jalur Sesar Kendeng di Surabaya Dipetakan

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 21 Januari 2019 | 13:30 WIB

Penelitian itu melibatkan aspek geofisika untuk mengetahui ancaman gempa bumi dan kerentanan tanah, teknik sipil untuk kajian bangunan terutama sekolah, teknik geodesi untuk meneliti deformasi muka tanahnya, dan aspek tata ruangnya.

”Umur lapisan yang tersesarkan masih kami uji sehingga nanti bisa mengetahui periode-periode gempa pada masa lalu,” katanya.

Sebelumnya, kajian peneliti dari Australian National University, A Koulali (2016), yang menggunakan pergerakan global positioning system (GPS) menerus menemukan, patahan Kendeng diketahui memiliki mekanisme sesar naik dengan pergerakan ke selatan.

Adapun kecepatan gerakannya mencapai 5 milimeter per tahun.

Baca Juga : Lambung Bayi 4 Bulan Ini Pecah Lalu Meninggal Setelah Diberi Makan Nasi Utuh oleh Ibunya

Mikrozonasi

Ketua Pusgen Masyhur Isryam menilai, kajian yang dilakukan tim ITS itu sangat diperlukan untuk merevisi peta gempa yang secara rutin dilakukan untuk lebih meningkatkan akurasi dalam mitigasi.

”Berikutnya, data terbaru pemetaan sesar aktif di Surabaya ini perlu diikuti dengan pembuatan mikrozonasi untuk ancamannya dan risiko gempa,” ujarnya.

Menurut Masyhur, hingga saat ini kota yang sudah memiliki peta mikrozonasi adalah Jakarta, tetapi menggunakan data Peta Sumber Gempa Tahun 2010 yang sebenarnya belum banyak berubah dalam peta tahun 2017.

Baca Juga : Kutub Magnet Bumi Bergeser, Ilmuwan pun Khawatir, Bagaimana dengan Indonesia?

”Saat itu kita belum bisa memasukkan Sesar Jakarta karena memang belum ada studi tentangnya,” katanya.

Meski demikian, pada awal 2019, kajian peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Endra Gunawan dan Sri Widiyantoro, yang dipublikasikan di Journal of Geodynamics, menguatkan aktifnya sesar di Jakarta berdasarkan bukti-bukti pergerakan laju regangan batuannya.