Find Us On Social Media :

Sering Dianggap Remeh, Nyatanya Infeksi Paru-paru Jadi Penyebab Kematian Ketiga di Dunia

By Mentari DP, Selasa, 15 Januari 2019 | 09:30 WIB

Gaya hidup dan polusi bisa jadi biang keroknya

Meski lansia lebih berisiko menderita pneumonia karena daya tahan tubuh yang menurun, tapi juga ada tidaknya penyakit bawaan dan gaya hidup bisa jadi pemicunya.

Teorinya, buat anak muda dan orang dewasa, pneumonia memang mudah dijinakan. Sebab daya tahan tubuh mereka, kalau tidak sedang sakit, cukup kuat menahan agar kuman-kuman tidak merajalela.

Cukup dengan antibiotik seperti ampisilin, penisilin, atau amoksilin, bisa sembuh segera. Namun, sayangnya tak sesederhana itu persoalannya.

Usut punya usut, makin tinggi polusi udara, misalnya, sebagai faktor lain yang bisa menyulut aktivitas bakteri pneumonia.

Makanya, peluang terkena infeksi paru-paru tetap besar buat orang muda, karena daya tahan tubuh manusia bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Jika Anda mengidap penyakit kronis menahun seperti asma, diabetes, stroke, atau gangguan ginjal, usia muda tak bisa membentengi diri dari serangan bakteri hingga ke fase paling parah.

Di samping itu, gaya hidup juga ikut menempatkan seseorang dalam risiko tinggi pneumonia.

Misalnya, seorang perokok, pemakai obat-obatan, alkoholik, atau pengidap obesitas secara otomatis masuk kategori rentan serangan.

Bukannya tanpa alasan, kebiasan buruk di atas bisa membuat imunitas spesifiknya menjadi sangat berkurang.

Pengguna narkotik dengan suntikan perlu harap-harap cemas, dampaknya lebih parah lagi.

Masuknya obat-obatan yang sering tidak steril menyebabkan paru-paru rentan terhadap infeksi dan komplikasi saluran napas.

Konon, pneumonia pada golongan ini bisa terjadi 10 kali lebih banyak dan dengan risiko kematian jauh lebih tinggi. (Mentari DP)

Baca Juga : Bayi 4 Bulan Ini Tewas karena Popoknya Tak Diganti Selama 9 Hari Lebih, Bahkan Ada Belatung di Tubuhnya!