Penulis
Intisari-Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memuji pasukan militernya karena telah berhasil meluncurkan uji coba sistem rudal hipersonik Avangard yang canggih.
"Atas instruksi saya, perusahaan-perusahaan industri dan Departemen Pertahanan telah mempersiapkan dan melakukan tes terakhir dari sistem ini," kata Putin pada pertemuan dengan para anggota pemerintahannya pada hari Rabu (26/12) sebagaimana dilansir dari Presstv.com.
"Tes ini sepenuhnya berhasil, semua parameter teknis telah diverifikasi," lanjutnya.
Tes pada hari Rabu itu memperlihatkan rudal hipersonik Avangard yang diluncurkan dari pangkalan rudal Dombarovskiy di Pegunungan Ural selatan Rusia.
Baca Juga : Ingin Beli Kacamata Ditanggung BPJS Kesehatan? Catat Prosedurnya!
Lebih jauh, rudal itu juga berhasil mengenai target yang ditetapkan pada jarak 6.000 kilometer jauhnya.
Ketika pertama kali meluncurkan Avangard dalam pidato kenegaraannya pada bulan Maret, Putin mengatakan bahwa sistem hipersonik memiliki jangkauan antarbenua.
Tak hanya itu, ia dapat mencapai kecepatan 20 kali lebih cepat daripada kecepatan suara ketika terbang di atmosfer.
Baca Juga : Gara-gara Kecanduan Ponsel, Bocah 2 Tahun Ini Harus Jalani Operasi Mata, Peringatan untuk Orang Tua!
Menurut Putin, ini bahkan dapat digunakan untuk memotong semua sistem pertahanan rudal yang ada di dunia.
Menekankan bahwa tidak ada negara lain di dunia yang memiliki senjata hipersonik, Putin mengatakan kemudian bahwa Avangard dapat terbang begitu cepat.
Hal itu dikarenakan bahan komposit baru yang memungkinkannya menahan suhu hingga 2.000 derajat Celcius.
Sistem canggih ini akan mulai beroperasi tahun depan sebagai tambahan baru untuk gudang senjata strategis Rusia.
Baca Juga : Jinichi Kawakami, Ninja Terakhir di Jepang yang Masih Sanggup Dengar Suara Jarum yang Jatuh
"Rusia telah mendapatkan senjata strategis tipe baru,” katanya.
Avangard adalah salah satu dari banyak senjata nuklir baru yang dimiliki Rusia dalam pengembangan.
Dilaporkan pada hari Selasa bahwa Angkatan Laut Rusia telah memulai uji coba laut dari drone nuklir bawah laut Poseidon.
Uji coba itu membawa hulu ledak nuklir yang cukup kuat untuk meratakan seluruh pangkalan angkatan laut.
Rusia berencana untuk memodernisasi senjata strategis dan konvensionalnya sebagai reaksi atas ancaman Presiden AS Donald Trump yang berniat mundur dari perjanjian nuklir INF.
Dikathui bahwa perjanjian era Soviet itu melarang kedua belah pihak mengembangkan sistem rudal berbasis darat.
Baca Juga : Hanya Soal Waktu Tsunami Terjang Indonesia, Catat dan Pahami 5 Hal Ini Agar Selamat dari Tsunami
Tes Avangard dilakukan 16 tahun setelah mantan Presiden AS George W. Bush meninggalkan perjanjian Anti Rudal Balistik (ABM) tahun 1972.
Yakni perjanjian yang melarang AS dan Uni Soviet untuk mengembangkan lebih dari dua kompleks ABM pada saat yang sama.
Baca Juga : Gempa 6,9 SR Hantam Filipina, Peringatan Tsunami untuk Wilayah Filipina dan Indonesia