Advertorial

Kecanduan Ponsel, Bocah 2 Tahun Ini Harus Jalani Operasi Mata, Peringatan untuk Orang Tua!

Mentari DP
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Seorang ayah asal Thailand mengunggah cerita di Facebook mengenainya putrinya masih yang masih berusia 2 tahun pada 2 November 2018.
Seorang ayah asal Thailand mengunggah cerita di Facebook mengenainya putrinya masih yang masih berusia 2 tahun pada 2 November 2018.

Intisari-Online.com – Di zaman sekarang, hampir semua orang menggunakan ponsel. Namun bukan berarti anak-anak termasuk.

Kisah di bawah ini bisa menjadi contoh bahayanya jika anak-anak menggunakan ponsel.

Dilansir dari elitereaders.net pada Mingu (23/12/2018), seorang ayah asal Thailand mengunggah cerita di Facebook mengenainya putrinya masih yang masih berusia 2 tahun pada 2 November 2018.

Dachar Nuysticker Chuayduang, nama ayah tersebut, menceritakan bahwa ia mengenalkan putrinya pada ponsel dan iPad pada usia 2 tahun.

Baca Juga : Ini 2 Pemicu Tsunami Banten Menurut BMKG, Gabungan Keduanyalah yang Buat Arus Gelombang Jadi Begitu Mengerikan

Akibatnya si anak menjadi kecanduan bermain ponsel.

Jika ponselnya diambil darinya, ia akan kesal, marah, hingga menjerit.

Jadi, agar putrinya tidak lagi berteriak atau menangis, akhirnya Dachar membiarkan putrinya menggunakan ponsel.

Hanya saja kebiasaan ini membuat kesehatan mata si anak menjadi semakin buruk. Akibatnya ia harus menggunakan kacamata.

Sayangnya kacamata tidak cukup. Karena penglihatan si anak terus mengalami penurunan.

Agar ia dapat memulihkan penglihatannya, dokter menyarankan ia harus menjalani operasi mata. Ini bertujuan agar si anak tidak buta.

Baca Juga : Diduga Jadi Penyebab Tsunami Banten, Gunung Krakatau Ternyata Raih Volcano Cup 2018, Pilihan para Vulkanolog

Menurut diagnosis dokter, gadis ini menderita mata malas dengan salah satu mata juling. Ini adalah salah satu komplikasi paling serius dari miopi dan astigmatisme.

Jika terus dilakukan, mata si anak tidak akan pernah bisa disembuhkan.

Menurut dokter, umumnya penyebab mata malas adalah kelainan refraksi seperti rabun jauh, rabun dekat, astigmatisme, dan pembiasan terdistorsi.

Tapi melihat ponsel atau tablet dalam jarak dekat dan dilakukan sering kali juga bisa menjadi penyebab masalah mata ini.

Amblyopiaatau mata malas terjadi ketika salah satu mata tidak berkembang dengan benar, misalnya salah satu mata rabun jauh dan yang lainnya tidak.

Dalam kondisi ini, otak akan terus memiliki 2 gambar yang akan membingungkan yakni gambar yang buram dan jelas.

Ketika mata mengalami kondisi ‘mata malas’, mata tidak bisa melihat suatu obyek dengan jelas. Akibatnya, ia membuat otak bekerja keras untuk melihatnya.

Jika dibiarkan, mereka yang mengalami kondisi ini, terutama anak-anak, bisa mengalami gangguan penglihatan permanen saat memasuki usia 6 hingga 1- tahun.

Sebuah penelitian di Korea Selatan menyatakan bahwa anak-anak yang sering menggunakan ponsel beresiko mengalami mata juling sementara.

Baca Juga : Tsunami Banten: Kisah Mengerikan saat Tsunami Menerjang Pulau Jawa Akibat Letusan Krakatau 1883, Terjepit di Antara Dua Rumah

Balik ke kasus putri Dachar, setelah dokter melakukan operasi, dokter meminta agar si anak tidak menggunakan ponsel selama beberapa waktu.

Selain ponsel, anak juga dilarang terkena cahaya layar televisi terlalu sering. Ini bisa membahayakan matanya juga.

Belum lagi fakta bahwa ponsel membuat si anak sulit untuk fokus belajar.

Dengan kasus putrinya ini, Dachar ingin memperingatkan seluruh orangtua lainnya agar tidak membiarkan anak mereka bermain ponsel.

Jika anak remel dan menangis, bermainlah bersama mereka.

Jangan memberikan ponsel agar mereka diam dan tidak rewel.

Ponsel dan tablet tidak hanya memengaruhi penglihatannya, tetapi jugamembuatnya sulit untuk fokus belajar.

Baca Juga : Terjadi Tsunami Terjang Selat Sunda, Ini 3 Tingkatkan Status Ancaman Tsunami yang Harus Kita Pahami

Artikel Terkait