Find Us On Social Media :

Rayakan Natal, Dua Seteru Gencatan Senjata dan Main Bola Bareng, Habis Itu Perang Lagi

By None, Selasa, 25 Desember 2018 | 14:18 WIB

Pada saat fajar menyingsing, banyak tentara Jerman muncul dari parit mereka dan mendekati Sekutu pada tanah yang netral. Pasukan Jerman berteriak "Selamat Natal" menggunakan bahasa lawannya.

Baca Juga : Tiga Tank Soviet saat Perang Dunia II: yang Terbaik, Terburuk, dan Terjahanam Semua Ada

Pasukan Sekutu khawatir

Awalnya muncul kekawatiran ketika pasukan Jerman mendatangi garis perbatasan. Pasukan Sekutu pun mulai mempersiapkan persenjataan mereka.

Namun, karena pasukan Jerman datang tak membawa senjata, kedua pihak kemudian berani mendekat dan mulai mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Akhirnya momen ini disambut tentara Sekutu dengan baik dan saling menukar senyuman.

Pada pria bertukar hadiah, rokok dan saling menyanyikan lagu Natal bersama-sama. Selain itu ada juga momen makan bersama di antara mereka.

Tampaknya, momen Natal yang penuh dengan kedamaian membuat kedua belah pihak yang berseturu untuk rehat dalam perang.

Gencatan senjata Natal 1914 bukanlah gencatan senjata tidak resmi pertama dari konflik besar ini, tetapi tentu saja salah satu yang terakhir. Suara percakapan pihak lain, tawa, rintihan dan nyanyian menggantikan suara tembakan dan hujan batu.

Kontroversi sepak bola

Beberapa sumber menyatakan, kebahagiaan antara kedua belah pihak dalam merayakan Natal terdokumentasi dengan permainan sepak bola. Mereka memainkan sepak bola di garis perbatasan Belgia.

Seorang prajurit berusia 19 tahun di Resimen Cheshire 6 Batalyon bernama Ernie Williams yang ditempatkan di dekat Belgia, menggambarkan bagaimana sepak bola menyatukan kedua pihak.

Williams juga menceritakan kisahnya yang direkam pada 1983. Menurut Williams, bola muncul dari suatu tempat.