Find Us On Social Media :

Survival Capsule, Tempat yang Bisa Menampung Warga dari Sapuan Tsunami

By Intisari Online, Senin, 24 Desember 2018 | 18:00 WIB

 

Intisari-Online.com – Tanggal 26 Desember 2004 pukul 08:58 WIB, terjadi gempa bumi di lepas pantai barat Sumatera, Indonesia.

Dilaporkan gempa tersebut berskala 9,1-9,3 dan memicu serangkaian tsunami mematikan di sepanjang pesisir daratan yang berbatasan dengan Samudera Hindia.

Gelombang tsunami yang tingginya mencapai 30 meter dan menewaskan lebih dari 280.000 jiwa di 14 negara.

Empat belas tahun kemudian, terjadi gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Dilaporkan 2.000 orang tewas dan ribuan lainnya terluka.

Baca Juga : Tak Hanya Indonesia, Seluruh Dunia Berubah 'Mencekam' Seperti Ini Ketika Terjadi Erupsi Krakatau

Dan dua hari lalu, tepatnya Sabtu (22/12/2018) malam, terjadi tsunami di sekitar Selat Sunda.

Hingga berita ini diturunkan, ada lebih dari 200 orang tewas dan ratusan lainnya masih hilang.

Seperti yang kita tahu, ketika tsunami menghantam sebuah wilayah, korban jiwa pasti banyak yang berguguran.

Ini dikarenakan para korban tidak memiliki waktu untuk melarikan diri dari terjangan ombak tinggi.

Mereka tidak sempat berlari ke tempat tinggi atau berpegangan pada sesuatu yang benar karena kecepatan ombak cukup cepat.

Melihat hal itu, dua warga Seatlle, Amerika Serikat ini menciptakan sesuatu untuk mengurangi jumlah korban.

Tragedi tsunami Aceh 2004-lah yang menginsipirasi dua orang insinyur kedirgantaraan ini membuatnya.

Dilansir dari dezeen.com pada Senin (24/12/2018)insinyur Julian Sharpe dan Scott Hill dilaporkan telah menciptakan tempat penampungan yang mengambang yang disebut kapsul keselamatan atau Survival Capsule.

Baca Juga : Kesaksian Warga Selamat dari Tsunami Banten, Mengaku Merasakan Fenomena Aneh Ini di Pantai Anyer Sebelum Bencana Melanda

Fungsi kapsul keselamatan ini jika terjadi tsunami atau bencana lainnya adalah bisa menampung antara dua sampai 10 orang selama lima hari.

Sharpe dan Hill menerangkan bahwa kapsul itu terbuat dari aluminium seperti yang digunakan pesawat.

Kapsul keselamatan ini kedap air dan akan melindungi penghuni dari dampak awal bencana alam, penetrasi benda tajam, paparan panas, dan bentuan benda tumpul.

Tidak heran dengan kemampuannya itu Survival Capsule dianggap cocok untuk menolong korban tsunami, tornado, angin topan, gempa bumi, dan badai saat evakuasi tidak memungkinkan dilakukan.

Lebih lanjut, kapsul keselamatan itu dibuat dalam lima ukuran yang berbeda. Namun interiornya tidak berbeda jauh.

Ada pintu masuk, tempat duduk, dan tempat penyimpanan selama lima hari.

Selain itu, terdapat juga fitur opsional tambahan seperti sistem tether, panel surya, toilet, pencahayaan internal, dan sistem musik.

“Kapsul keselamatan merupakan solusi bencana yang bervariasi, yang artinya bisa berbeda-beda sesuai dengan kedalaman air hingga keadaan di luar sana,” jelas kedua insinyur itu di situs mereka.

“Ia juga memberikan kehangatan, keamanan, dan perlindungan selama periode pasca bencana awal sebelum awak penyelamat dan pekerja bantuan tiba di tempat kejadian.”

Baca Juga : Aktivitas Vulkanik Anak Gunung Krakatau Ternyata Terjadi Sejak 1928, Semengerikan Inikah Anak Krakatau?

Sharpe dan Hill membayangkan bahwa kapsul keselamatan yang lebih kecil akan digunakan di tempat tinggal pribadi atau rumah.

Sedangkan kapsul dengan kapasitas yang lebih besar dirancang untuk menyelamatkan orang di kota, rumah sakit, bandara, dan sekolah.

Perlu diketahui, Survival Capsule pernah masuk dalam kontes 2011 Creating the Future di NASA, mendapatkan tempat di antara 10 finalis teratas.

Pada awal tahun ini, penjualan kapsul pertama dikirim ke Long Beach, Australia Barat. Jeanne J, si pembeli, menginginkan kapsul keselamatan untuk dua orang jika terjadi potensi bencana tsunami.

Sekarang, kapsul keselamatan bisa dipesan secara pre-order di Amerika Serikat dan Jepang.

Harga kapsul untuk dua orang sekitar 13.500 US Dollar (Rp182 juta) dan untuk empat orang sekitar 17.500 US Dollar (Rp237 juta). (Mentari DP)

Baca Juga : Tsunami Banten: Berikut 5 Tsunami yang Paling Mematikan Abad Ini