Penulis
Intisari-Online.com -Forbes baru saja merilis daftar 50orang terkaya di Indonesiatahun 2018.
Ada dua sosok wanita dalam daftar itu, yaituArini Subiantodi peringkat 44 dan Kartini Muljadi di peringkat 49.
Praktis, Arini bisa disebut seorang wanita terkaya di Indonesia dengan total aset bersih sebesar US$ 665 juta atau setara dengan Rp 9,6 triliun.
Arini mendapat sebagian besar kekayaannya dari usaha pengolahan sawit dan batubara.
Baca Juga : Tantangan 'Berat' untuk Mochtar Riady, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2018
Arini adalah putri sulung dari mendiang Benny Subianto yang dulu juga salah satu pengusaha besar di Indonesia.
Wanita ini pun menjabat di perusahaan induk milik keluarga, Persada Capital Investama.
Persada memiliki 11% saham di perusahaan batubara raksasa, Adaro Energy dan Arini pun duduk sebagai komisaris di Adaro.
Selain itu, Arini juga dikenal sangat hobi membaca buku dan menulis di jurnal harian. Ia bersama seorang rekannya Winfred Hutabarat mendirikan sebuah toko buku.
Baca Juga : Saat 5 Tahun, Anak Ini Dikurung dan Disiksa oleh Ibu Tirinya Hingga Jadi 'Tulang Belulang', Apa Salahnya?
Toko buku itu bernama Aksara dan tak hanya menjual buku, tapi juga menjual CD dan beragam pernak-pernik.
PT Persada yang dipimpin oleh Arini juga memiliki investasi di bidang pengolahan kayu, pengolahan karet, properti, perhotelan, dan kesehatan.
Walau kini ia terkenal dan dijuluki sebagai wanita terkaya di Indonesia, kisah hidup Arini bukannya tanpa perjuangan.
Ia beberapa kali harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya.
Baca Juga : Temui Tom Leppard, Pria yang Tinggal di Gua dan Dianggap Vampir Penyembah Iblis
Tahun 2012 silam, suaminya, Andre Mamuaya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan.
Andre mengendarai motor sport Ducati dengan kecepatan cukup tinggi dan menabrak sebuah mobil Toyota Innova. Nyawa Andre tak tertolong.
Saat itu, Andre menjabat sebagai direktur PT Adaro Energy.
Baca Juga : Sering Dikonsumsi, 6 Makanan & Minuman Ini Bisa Menyebabkan Keriput Wajah
Arini berusaha untuk menjaga dan membesarkan kedua anaknya sebagaisingle-momatau ibu tunggal.
Bukan hal yang mudah bagi Arini menjaga tumbuh kembang anak tanpa sosok ayah. Ia pun banyak mendapat dukungan dari sang ayah, Benny Subianto yang saat itu masih hidup.
Kedua saudara ipar Arini juga sering membantunya mengisi sosok panutan pria bagi kedua buah hatinya.
Kematian sang suami membuat jalan pikiran Arini berubah. Dulu, ia hampir selalu menolak terlibat dalam dunia bisnis keluarga.
Lalu Arini berpikir, apa yang harus dilakukan kalau salah satu dari keluarganya tak ada.
Sejak 2012 itu Arini mulai mempelajari urusan bisnis keluarga. Tahun 2017, setelah ayahnya, Benny Subianto meningal, Arini yang mengambil alih perusahaan milik keluarganya itu.
Walau sibuk bekerja, Arini selalu membagi waktunya dengan anak-anaknya.
Ia tak terlalu suka menerima ajakan makan malam di luar rumah karena ia ingin bisa menghabiskan waktu bersama anak-anaknya saat makan malam.
Arini ingin anak-anaknya punya hidup senormal mungkin walau kadang Arini pun merasadownatau terpukul.
"Saya pegang peran ayah sekaligus ibu untuk anak-anak. Seberapa susah? Ya kalau gampang, itu bukan hidup namanya," kata Arini pada media.
Bagi Arini, hidup harus terus seimbang. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk anak-anak, dan harus selalu ada waktu untuk diri sendiri. Me Time, atau waktu untuk diri sendiri sangat penting bagi Arini.
Ia pernah mengatakan kalau pagi hari setelah anak-anaknya berangkat ke sekolah dan sebelum ia berangkat kerja adalah waktu yang tepat untuk merawat diri sendiri. (Penulis:Aulia Dian Permata)
Artikel ini pernah tayang di Suar.id dengan judul "Kisah Hidup Arini Subianto, Wanita Terkaya di Indonesia yang Berjuang Besarkan Anak-anaknya Seorang Diri"
Baca Juga : Takut Pizza yang Anda Suka Kurang Sehat? Begini Cara 'Mengakalinya' Agar Tetap Lezat dan Bernutrisi