Intisari-online.com - Sebuah video beredar menunjukkan sepasang orang asing berpelukan tanpa busana di Puncak Piramida Agung Giza.
Hal itu memicu reaksi keras dari orang-orang Mesir. Seperti diketahui, Piramida Giza adalah yang tertinggi dan terbesar di Mesir.
Piramida tersebut juga menjadi simbol kekayaan budaya di Mesir, maka bisa dikatakan bahwa tindakan itu adalah sebuah bentuk pelecehan.
Seperti dikutip dari CNN, pada Minggu (9/12/2018), pasangan ini mencapai puncak, kemudian wanita dalam video melepas bajunya dan berpelukan dengan pasangannya.
Baca Juga : Inilah Cara Diet Sehat Menurut Golongan Darah, Jangan Sampai Salah!
Menteri Purbakala Mesir, Khaled Al-Anani menyebutnya sebagai pelanggaran moralitas publik, dan menyatakan insiden ini akan diselidiki langsung oleh jaksa agung.
Asraf Mohi, direktur jenderal Dataran Tinggi Giza, mengatakan kepada Ahram Online bahwa video itu palsu, karena ada keamanan yang ketat di daerah ini.
"Piramida adalah bagunan bersejarah paling penting di dunia," kata Mohi.
Menurut keterangan, video ini diunggah ke Youtube oleh fotografer Denmark, Andreas Hvid, yang memposting gambar itu ke media sosial.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Akan tetapi Hvid sendiri juga mengutarakan sebuah hal mengenai ambisinya mendaki piramida Giza.
Ia kemudian menghubungi teman-temannya di Denmark, dan mereka datang pada akhir November.
Video yang diunggah oleh Hvid tampaknya telah dihapus, bersama dengan postingan di media sosial lainnya oleh Hvid terkait dengan itu.
Mohi mengatakan bagaimana pasangan ini bisa menghindari keamanan dan memanjat piramida, merupakan bagian dari penyelidikan.
Baca Juga : 'Partikel Tuhan', Penemuan Gila yang Menurut Stephen Hawking Bisa Memicu Kiamat
Ia menambahkan bahwa piramida sudah dipagari dengan pagar sepanjang 18 kilometer dilengkapi dengan keamanan yang ketat.
Mendaki piramida adalah tindakan ilegal di Mesir, dengan hal itu maka harus ada tindakan hukum untuk mempertegasnya.
"Kita harus menunda perjalanan untuk dua orang ini sampai kita melihat apa yang bisa kita lakukan dengan mereka," kata Waleed Ghanem.