Find Us On Social Media :

71 Tahun Pernikahan Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip: Lika-liku Kisah Cinta Ratu dan Suaminya hingga Hampir Batal Menikah

By Tatik Ariyani, Rabu, 21 November 2018 | 07:00 WIB

Intisari-Online.com - Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip merayakan hari pernikahan mereka yang ke-71 pada 20 November 2018.

Sang Ratu yang saat itu berusia 21 tahun menikahi Letnan Philip Mountbatten di Westminster Abbey pada 20 November 1947.

Hubungan pernikahan keduanya juga merupakan yang terlama dari penguasa Inggris mana pun.

Pangeran Philip telah mendampingi sang Ratu melalui masa-masa baik dan buruk.

Baca Juga : Kisah Putri Margaret, Adik Ratu Elizabeth II yang Nasibnya Berbanding Terbalik dengan Kakaknya

Pangeran Philip yang saat ini berusia 97 tahun telah pensiun dari kehidupan publik dan lebih banyak tinggal di rumh keluarga di real Sandringham di Norfolk. Sementara sang Ratu (92) masih bekerja keras.

Selama lebih dari tujuh dekade Pangeran Philip telah berada di sisi Ratu Elizabeth.

Pasangan ini telah bertahan melalui ujian dalam pernikahan mereka, sementara pasangan kerajaan lainnya telah gagal.

Namun, sebuah film dokumenter baru mengungkap jalan berliku pasangan tersebut menuju ke altar pernikahan.

Baca Juga : Kambingnya Lahirkan Makhluk 'Setengah Babi Setengah Manusia', Petani Ini Takut Akan Jadi Kutukan

Dilansir dari Express, sebelum Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth menikah di Westminster Abbey pada 20 November 1947, ada penentangan sengit di lingkungan kerajaan untuk persatuan dan keraguan besar di antara keluarga dekat ratu.

Philip dari Yunani dianggap oleh banyak orang istana tidak cocok menjadi pasangan Putri yang saat itu berusia 21 tahun.

Philip dinilai sombong dan berasal dari latar belakang yang tidak sesuai untuk Putri.

Dengan wajahnya yang tampan, ada juga yang takut bahwa Philip tidak akan setia.

Baca Juga : Waspadai Kulit Leher Belakang Menebal dan Terlihat Hitam, Bisa Jadi Tanda Penyakit Berbahaya Ini

Paman Philip yang ambisius dan licik, Lord Louis Mountbatten, bertekad bahwa tidak ada yang akan menghalangi keponakannya menikahi Elizabeth.

Penelitian tentang Pangeran Philip: The Plot to Make a King telah menemukan dokumen yang sebelumnya tidak dipublikasikan, mengungkapkan perebutan kekuasaan.

Mereka juga mewawancarai beberapa teman dekat Philip untuk penelitian itu.

Kisah cinta Elizabeth dan Philip dimulai pada tahun 1939.

Baca Juga : Seorang Ibu Kehilangan Hak Asuh Anaknya Setelah Menghentikan Kemoterapi Anaknya dan Memilih Pengobatan Alternatif

Selama kunjungan rutin Kerajaan ke Dartmouth Naval College di mana Philip sebagai seorang calon perwira, Mountbatten mengatur keponakannya untuk mendampingi Putri Elizabeth dan Margaret.

Bagi Elizabeth, hari suramnya berubah oleh pemuda gagah itu dan Mounbatten memastikan Philip selalu berada di sisi Elizabeth.

Elizabeth tergila-gila pada Philip, keduanya sibuk saling surat-menyurat dan diklaim Elizabeth tidak pernah melirik Pria lain selain Philip.

Philip melayani Inggris dengan segala perbedaannya selama perang, dan dia tetap berhubungan dengan Elizabeth.

Kepada seorang petugas pencatat percakapan Philip mengaku bahwa pamannya punya ide untuk Philip menikahi Elizabeth dan Philip sendiri sangat menyukai Elizabeth.

Di Istana Buckingham dan para politisi ada kekhawatiran tentang romansa mereka akan berkembang.

Sejarawan Piers Brendon mengatakan, "Mereka pikir Philip bukan seorang gentlemen. Mereka mengira dia kasar, tidak sopan dan arogan."

Baca Juga : Jual Ponselnya Seharga Rp19 Ribu, Xiaomi Kena Kritikan di Inggris, Kok Bisa?

Mereka menduga Philip mungkin tidak setia pada Elizabeth.

Pernikahan orangtua Philip sendiri berakhir setelah ibunya menderita masalah mental.

Namun, batu sandungan terbesar adalah perkawinan tiga saudara perempuan Philip dengan anggota Nazi.

Pada tahun 1937, Philip difoto di Jerman pada pemakaman saah seorang saudari bersama dengan barisan prajurit yang memberi hormat kepada Nazi.

Mountbatten masih membantu memperjuangkan Philip dan mendorong pernikahan Elizabeth dan Philip, namun Philip meminta pamannya untuk tidak terlalu ikut campur.

Sejarawan kerajaan Christoper Wilson mengatakan, "Mereka tidak suka Philip dan mereka kejam kepadanya."

Pada kunjungan ke Skotlandia tahun 1946, Philip mengumpulkan keberanian untuk melamar Elizabeth.

Elizabeth sangat senang dan langsung menerimanya, tetapi sang Raja masih tidak yakin.

Dia bersikeras menunda setahun untuk memberi putrinya waktu untuk mempertimbangkannya.

Elizabeth tak goyah dengan keinginannya menikahi Philip dan Mountbatten melobi para jurnalis dan politisi untuk mendukung mereka.

Pada tahun 1947, Philip diberikan kewarganegaraan Inggris yang memungkinkan Istana Buckingham menganggapnya sebagai seorang pria Inggris.

Setelah itu, Philip dari Yunani berubah menjadi Philip Mountbatten.

Pertunangan diumumkan pada bulan Juli.

Namun, ada serangan dari menit-menit terakhir sebelum pernikahan, bukan karena pilihan mempelai wanita, namun karena tekanan yang dia tahu akan datang karena menikahi keluarga Kerajaan Inggris.

Philip tidak pernah menyesali pernikahannya, tetapi dia dikatakan bertanya pada kerabat di pagi hari upacara, "Apakah saya sangat berani atau sangat bodoh?"

Meskipun ada keluarga kerajaan yang lebih suka jika pernikahan keduanya tdak terjadi, namun banyak pula kegembiraan yang muncul karena pernikahan itu.

Setelah Elizabeth dinobatkan sebagai ratu, Philip dipaksa meningalkan karir angkatan laut tercintanya.

Dia kemudian menghabiskan waktu untuk berjalan setia mendukung istrinya sebagai ratu.

Baca Juga : Setelah Pembunuhan Khashoggi, Beberapa Bangsawan Berusaha Gagalkan Putra Mahkota Arab Saudi untuk Jadi Raja