Find Us On Social Media :

Ketika 2 Polwan Menyamar Jadi PSK di Bali: Belum Sampai Disuruh Melayani Tamu

By Moh Habib Asyhad, Senin, 19 Maret 2018 | 17:45 WIB

Intisari-Online.com - Beragam cara dilakukan kepolisian untuk membongkar praktik perdagangan manusia yang di dalamnya termasuk bisnis pelacuran.

Dalam banyak kasus, pihak kepolisian kerap harus memutar otak untuk membongkar praktik kejahatan tersebut.

Pun begitu dengan yang dilakukan dua polisi wanita dari Satreskrim Polres Garut belum lama ini, yang menyamar menjadi pekerja seks komersial (PSK) di salah satu tempat hiburan di Bali.

Mereka adalah Brigadir Popy Puspasari dan Bripda Fitria Oktavia.

Dari penyamaran itu, mereka berhasil membongkar jaringan sindikat perdagangan manusia untuk dipekerjakan sebagai PSK.

(Baca juga: Miris! Baru 30 Menit Melahirkan, Pekerja Seks Ini Sudah Harus Kembali 'Bekerja')

Dua penyidik di unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Garut tersebut menggunakan nama samaran Dewi untuk Brigadir Popy dan Bella untuk Bripda Fitria.

Berkat keduanya, praktik prostitusi dan perdagangan orang di tempat hiburan tersebut terungkap.

“Awalnya masuk ke sana diwawancara dulu sama karyawan di sana,” kata Popy saat ditemui di Mapolres Garut, Jawa Barat, Minggu (18/3), seperti dilansir dari Tribunnews.com.

Selama proses wawancara, Popy ditanya mengenai kesiapannya menjadi PSK di tempat hiburan tersebut.

“Setelah diwawancara dan saya menyatakan siap, kemudian disuruh istirahat di kamar,” katanya.

Dia mengaku tidak terlalu lama berada di dalam tempat hiburan tersebut.

Setelah itu, ia langsung menghubungi tim Satreskrim Polres Garut pimpinan Kasatreskrim AKP Aulia Djabar yang telah berada di dekat tempat hiburan tersebut.

(Baca juga: Menyamar Jadi Dokter, Sindikat Perampok ini Perdaya Wanita, Kemudian Curi Cairan Otaknya untuk Dijual di Pasar Gelap)

“Jadi enggak lama, enggak sampai disuruh melayani tamu,” ujar Popy.

Ia mengaku sempat ketakutan ketika akan menyamar menjadi PSK.

Namun, karena ada tim Satreskrim Polres Garut yang mendampingi, dirinya merasa lebih tenang.

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan, pihaknya menugaskan dua anggotanya untuk melakukan penyamaran.

Begitu dipastikan ada praktik perdagangan orang dan prostitusi, petugas langsung masuk melakukan penyergapan.

“Jadi enggak lama menyamarnya, paling 1 jam lebih,” kata Budi.

(Baca juga: Mata Hari, Agen Rahasia Perang Dunia I yang Pernah Tinggal di Indonesia dan Dikenal sebagai Pelacur Kelas Atas)