Find Us On Social Media :

Menggigil, Dalam Kedingingan Perempuan Ini Harus Menunggu Ambulas Selama 2 Jam Setelah Alami Patah Tulang Punggung

By Moh Habib Asyhad, Senin, 12 Maret 2018 | 15:00 WIB

Intisari-Online.com - Seorang perempuan terpaksa berbaring di kebunnya dengan tulang punggung patah selama dua jam sembari menunggu ambulans.

Marion Nash (61), dari Fleetwood, Lancashire, Inggris, mengalami patah tulang punggung setelah jatuh dari tanggal ketika membersihkan kebunnya.

Kecelakaan itu benar-benar membuat Marion menderita. Menurut keluarganya, cedera itu berpotensi mengubah hidupnya.

Meski tidak bisa bangun, Marion masih bisa meminta tolong kedua anak perempuannya Vicky (30) dan Mandy (37).

Mereka kemudian berlari berkeliling dan memanggil ambulans pada 14.50 waktu setempat.

(Baca juga: Jangan Pernah Mengertakkan Tulang Punggung Anda Hingga Berbunyi Krek, Ini Bahayanya!)

Kedua putrinya itu bilang bahwa mereka telah dibantu oleh operator telepon 999 untuk memindahkan Marion ke halaman hingga ambulans beserta paramedisnya tiba.

Dua putrinya itu lantas menutupi tubuh ibunya dengan selimut tebal. Meski begitu, tubuh Marion masih gemetar dan memutih seperti hantu.

Setelah dua jam, ambulans baru datang dan langsung membawa Marion ke Rumah Sakit Victoria Blackpool, Lancashire.

Tapi meski sudah sampai di rumah sakit, Marion masih harus menunggu lima jam untuk bisa bertemu dengan dokter.

Setelah bertemu pun, alih-alih langsung ditangani, Marion hanya diberi paracetamol.

Cederanya akhirnya berhasil didiagnosis sesaat setelah lepas tengah malam, persisnya pada Senin dini hari.

(Baca juga: Menkes: BPJS Kesehatan Berutang Rp1 Triliun Kepada Rumah Sakit)

Marion, yang belum bisa berjalan sejah jatuh, tetap di rumah sakit sementara dokter telah menentukan bahwa tulang punggungnya sepenuhnya sudah retak.

“Stafnya luar biasa. Mereka tidak bisa melakukan dengan cukup untuk semua pasien yang ada di sini,” ujar Marion dari tempat tidurnya.

“Saya tidak suka harus menunggu lama tapi itu bukan salah mereka. Tidak ada cukup ambulans. Ini sebuah situasi yang menyedihkan.”

Tapi Marion berbeda dengan putrinya, Mandy yang seorang pimilik toko. Ia menyalahkan Pemerintah yang memotong anggaran untuk Pelayanan Kesehatan Nasional di Inggris.

“Kami tidak bisa mengeluh karena kami mendapat layanan gratis yang bersedia 24 jam/7 hari, tapi (sistem itu) gagal,” ujarMandy, seperti dilansir dari Nypost.com.

(Baca juga: Selama 4 Bulan, Anjing Ini Terus Berada di Pintu Rumah Sakit, Menunggu Tuannya yang Telah Tiada)