Find Us On Social Media :

Punya Prinsip Bertempur Sampai Mati, Pasukan Paskhas TNI AU pun Membuat Pasukan Khusus Australia Segan

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 7 Maret 2018 | 18:00 WIB

Ketegangan kembali terjadi ketika Pangkoopsau II, Marsda TNI Ian Santosa, yang tiba dengan pesawat C-130 Hercules di Bandara Komoro untuk berkoordinasi dengan pejabat tertinggi pasukan INTERFET, Mayjen Peter Cosgrove, turun dari pesawat disertai sejumlah pasukan Paskhas bersenjata lengkap.

Rombongan Pangkoopsau tiba-tiba dihadang sejumlah pasukan INTERFET dalam posisi senjata ditodongkan dan siap tembak.

Melihat reaksi tak bersahabat itu, pasukan Paskhas pengawal Pangkoospau pun bereaksi dengan cara menodongkan senjata dan siap baku tembak dalam jarak dekat.

(Baca juga: Inilah Sebagian Rahasia Dapur TNI AU untuk Membentuk Pilot-pilot yang Selalu Siap Tempur)

Granat tangan bahkan sudah diraih sehingga kalau baku tembak dalam jarak dekat itu terjadi, pasukan Paskhas yang jumlahnya  lebih sedikit bisa menimbukan korban sebanyak mungkin.

Dalam situasi seperti itu, kehormatan untuk menjaga kewibawaan Pangkoopsau dan bangsa serta negara memang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Meskipun dalam pertempuran yang tidak seimbang dan di tempat terbuka itu bisa dipastikan pasukan Paskhas akan gugur semua.

Apalagi jumlah pasukan INTERFET yang siap tempur di kawasan Bandara Komoro telah mencapai ribuan.

Namun, situasi kembali kondusif setelah petinggi militer INTERFET tiba untuk menyambut Pangkoopsau II.

Ketika Pangkoopsau II kembali terbang meninggalkan Dili, seluruh pasukan Paskhas yang tertinggal kembali bertugas untuk mengendalikan bandara sambil menunggu serah terima kekuasaan dan sekaligus menjadi pasukan yang meninggalkan diri paling terakhir.

Dalam penerbangannya menuju Kupang, Pangkoopsau II sadar, jika sampai terjadi chaos, pasukan Paskhas yang tersisa pasti akan mengalami situasi sangat sulit.

Namun, ia berjanji untuk mengerahkan semua kekuatan Koopsau II, demi menyelamatkan seluruh pasukan Paskhas.