Find Us On Social Media :

Kasihan, Badak Putih Utara Jantan Terakhir di Dunia Ini Dilaporkan Sedang Sakit

By Mentari DP, Rabu, 7 Maret 2018 | 15:30 WIB

Intisari-Online.com - Sudan, badak berusia 45 tahun dan badak putih utara (Ceratotherium simum cottoni) jantan yang terakhir, dilaporkan sedang sakit akibat dua infeksi di kaki kanannya.

Hal itu dilaporkan oleh Ol Pejeta Conservancy, tempat perlindungan satwa liar di Kenya, tempat di mana Sudan tinggal.

"Pada usia 45 tahun, kesehatannya telah mulai memburuk dan masa depannya tidak terlihat cerah," perawat Sudan dalam akun Facebook Ol Pejeta dilansir livescience.com.

Diketahui, badak biasanya hidup antara sekitar 30 dan 40 tahun dan usia Sudan sudah di atasnya.

(Baca juga: Sedih, Inilah Sudan si Badak Putih Utara Jantan Terakhir di Dunia dan Terancam Punah)

(Baca juga: Bahagia! Seekor Bayi Badak Hitam yang Langka Telah Lahir di Kebun Binatang Australia)

Terakhir dari jenisnya

Menurut Ol Pejeta, masalah Sudan dimulai dengan infeksi di kaki kanan belakang menjelang akhir tahun 2017.

Namun setelah diobati oleh tim dokter hewannya, dia sudah kembali normal pada bulan Januari 2018.

Tapi sejak pertengahan Februari 2018, dokter hewan telah menemukan bahwa ada infeksi yang lebih dalam dari sebelumnya dan Sudan tidak menanggapi pengobatan dengan cepat kali ini.

"Kami sangat prihatin dengan dia. Dia sangat tua untuk ukuran seekor badak dan kami tidak ingin dia menderita lagi," tulis juru bicara Ol Pejeta di Facebook.

Subspesies badak ini biasa berkeliaran di Uganda, Chad, Sudan, Republik Afrika Tengah, dan Republik Demokratik Kongo.

Namun perburuan dan kekacauan dari tahun-tahun perang saudara di wilayah tersebut membuat jumlah mereka berkurang.

Terakhir kali seekor badak putih utara terlihat di luar penangkaran pada tahun 2007 dan sejak itu mereka telah dianggap punah di alam bebas.

(Baca juga: Sungguh Keji! Pemburu Terobos Kebun Binatang dan Bunuh Seekor Badak Hanya untuk Diambil Culanya)

Cara menyelamatkan badak putih utara

Sejak tahun 2007, populasi badak putih utara turun dari hari ke hari, sebagian besar karena usia tua.

Pada tahun 2014, seekor badak jantan bernama Suni di Ol Pejeta dan Angalifu di San Diego Zoo mati, dan membuat Sudan menjadi satu-satunya badak putih utara jantan yang masih hidup.

Lalu ketika Nola, badak putih utara betina, mati karena usia tua dan infeksi di San Diego Zoo pada bulan November 2015, berarti Sudan adalah satu dari tiga badak putih utara yang saat ini tersisa di dunia.

Dua badak putih utara betina lainnya bernama Fatu dan Najin, keduanya juga tinggal di Ol Pejeta.

Najin adalah anak perempuan Sudan, sementara Fatu adalah cucunya.

Sayangnya, keduanya juga mengalami masalah kesehatan di mana mereka memiliki kondisi yang membuat kedunya tidak mungkin hamil.

Terlebih lagi, pada tahun 2015, jumlah sperma Sudan ditemukan sangat rendah, membuatnya tidak mungkin melahirkan keturunan secara alami.

Oleh karena itu, untuk menyelamatkan subspesies hewan ini, pelestarian menggunakan cara buatan.

Misalnya, mereka menggunakan sperma dan telur yang diambil dari badak putih utara, termasuk Sudan dan orang-orang yang baru meninggal, untuk mencoba mengembangkan pembiakan in vitro badak (IVF).

Strategi ini bergantung pada pengelolaan untuk menyuburkan telur badak putih utara di laboratorium dan berhasil menanamkannya pada ibu pengganti dari subspesies badak badak selatan (Ceratotherium simum simum).

(Baca juga: (Video) Tragis dan Mengharukan, Anak Badak Ini Berusaha Membangunkan Mayat Ibunya)