Find Us On Social Media :

Kisah Dokter Kurang Ajar Sekaligus yang Terhebat di Indonesia, Tjipto Mangunkusumo

By Yoyok Prima Maulana, Sabtu, 24 Februari 2018 | 17:15 WIB

Dokter kurang ajar tersebut dengan sendirinya tidak disukai oleh sang raja. Agaknya jiwa si Kromo yang berontak mendapat kenikmatan dengan perbuatan itu.

Tentang praktiknya di Solo, dr. Soetomo menulis, "Sebagai dokter partikelir di Solo tidak sedikit kesenangan dan pendapatannya.Para pasien dari bermacam-macam golongan menaruhkepercayaan kepadanya. Hingga bertambah hari, bertambah banyaklah bilangan handai tolan."

Wabah pes mengamuk di daerah Malang. Tjipto langsung menawarkan diri sebagai sukarelawan, sekalipun dia dokter swasta.

Keluar masuk pondok-pondok bambu - tanpa mengenakan masker dan sarung tangan - yang sebentar lagi akan dibakar untuk mencegah wabah. la dapati gadis kecil seorang diri. Orang tuanya sudah meninggal. Gadis tersebut dia angkat menjadi anak sendiri. Sebagai kenangan dia beri nama Pesjati.

BACA JUGA: 

Untuk jasanya memberantas wabah pes, Tjipto dianugerahi Bintang Ridderorde.

Sial nasib penerima bintang dari Sri Ratu Wilhelmina tersebut. Di Malang dokter Jawa ini bertengkar dengan kontrolir. Tanpa diusut siapa yang benar, siapa yang salah, keputusan segera jatuh; Tjipto dipindahkan. 

Ini membuat hatinya berontak. Semakin panas lagi ketika permintaannya untuk kembali ke Solo ditolak. la ingin ke Solo sebenarnya bukan untuk membuka kembali praktiknya yang telah lalu, melainkan untuk memberantas wabah pes yang ganti berkecamuk di sana.

Kali ini pun reaksinya khas Tjipto. Bintang kehormatan dari ratu Belanda tersebut dia ambil dari lemari. la pasang di pantat celana, dan dibawanya ke Jakarta untuk dikembalikan kepada yang memberi.

Banyak orang girang sekali mendengar keberanian eksentrik tersebut. (Disadur dari Buku Sketsa Tokoh tulisan Jakob Oetama)

BACA JUGA: