Find Us On Social Media :

Kwantung Army, Cikal Bakal Militerisme Jepang yang Terkenal Ganas dan Brutal Pada PD II

By Ade Sulaeman, Rabu, 21 Februari 2018 | 12:00 WIB

Panglima Tentara Kwantung yang baru Letjen Jiro Minami bertindak seolah-olah menjadi Dubes Jepang untuk Machukuo tanpa harus berkonsultasi dengan Tokyo.

(Baca juga: Bikin Ngakak! Editan Photoshop Terhadap Pasangan Ini Sungguh Kelewat Batas!)

Sekalipun gencatan senjata dengan China disepakati tahun 1933, namun Tentara Kwantung tetap meneruskan ambisinya untuk merampas wilayah China lainnya.

Yang kemudian berpuncak dengan pecahnya Insiden Jembatan Marco Polo Juli 1937.

Lalu membuka perang kedua dengan China yang baru berakhir tahun 1945 seiring takluknya Jepang dalam PD II.

Namun sesungguhnya, yang dianggap musuh utama Tentara Kwantung bukanlah China.

Melainkan Rusia yang juga selalu mengincar Manchuria untuk kepentingan strategisnya di Timur Jauh.

Menurut Rusia, tentara Jepang ini sejak pembentukan Manchukuo tahun 1931, selalu memprovokasi insiden perbatasan.

Menjelang pecahnya PD II di Asia Pasifik, kekuatan Tentara Kwantung sangat disegani musuh.

Jumlah tentaranya mencapai satu juta orang yang amat terlatih dengan persenjataan lengkap termasuk kekuatan udara.

Karena itu tidaklah mengherankan apabila AS pun sejak serangan atas Pearl Harbour, terus mewanti-wanti Rusia agar berusaha “mengikat” Tentara Kwantung di Manchuria (sekalipun ada perjanjian non-agresi antara Jepang dan Rusia).