Find Us On Social Media :

Kwantung Army, Cikal Bakal Militerisme Jepang yang Terkenal Ganas dan Brutal Pada PD II

By Ade Sulaeman, Rabu, 21 Februari 2018 | 12:00 WIB

Intisari-Online.com - Menjelang dan selama PD II di Asia Timur, nama Kwantung Army atau bahasa Jepangnya ‘Kangtogun’ sangat terkenal dan paling menakutkan musuh Jepang.

Satuan tentara ini bukan hanya perkasa, namun berperan penting sebagai tempat penyemaian militerisme Jepang serta tempat kaderisasi para pemimpin militer Jepang.

Banyak tokoh militer AD, baik yang bertugas di medan perang maupun dalam pemerintahan, pernah ditempa di Tentara Kwantung.

Sebut saja misalnya para petinggi militer jepang yang berjaya di PD II seperti Jenderal Tojo, Yamashita, Imamura, Iida, Matsui, dan lain-lainnya.

(Baca juga: Wanita Ini Usir Anak dan Menantunya yang Baru Menikah, Tapi Malah Disebut Mertua Idaman. Kok, Bisa?)

Satuan tentara ini semula dibangun Jepang dengan tugas menduduki sebagian kecil manchuria yang direbut Jepang dari tangan Rusia dalam perang 1905.

Dalam perkembangannya, tentara ini semakin besar, kuat, dan elite. Apalagi sejak tahun 1919 diberi status independen dan semakin kental sebagai organisasi militer yang berpolitik.

Sehingga semakin mengendalikan arah kebijaksanaan Jepang terhadap Manchuria, dan juga China.

Ambisi nasionalistik dan militerisme yang kuat dalam Tentara Kwantung, sejak tahun 1920-an memikat para perwira AD Jepang yang terbaik dan ambisius untuk bertugas di sana.

Mereka merancang Insiden Mukden 1931, yang dijadikan dalih untuk merebut seluruh Manchuria dari tangan China.

Aksi ini tanpa sepengetahuan pemerintah di Tokyo maupun konon panglimanya sendiri, Letnan Shigeru Honjo.

Tentara Kwantung terus bertindak sendiri, mendirikan negara boneka Manchukuo dan memasang Henry Pu Yi selaku kaisar negeri buatannya.