Find Us On Social Media :

Bisakah Perempuan Menyusui Tanpa Kehamilan dan Melahirkan?

By Ade Sulaeman, Jumat, 16 Februari 2018 | 15:15 WIB

Agar ibu tersebut bisa memproduksi ASI dan menyusui,  perlu dibantu dengan intervensi obat-obatan.

(Baca juga: Lolos dari Maut, 7 Foto Ini Tunjukkan Keajaiban Masih Memberi Seseorang Kesempatan Hidup Kedua)

Dengan obat-obatan tersebut, hormon kewanitaan yang diperlukan untuk memproduksi ASI bisa ditingkatkan.

Di zaman modern dengan berbagai teknologi medis ini, persoalan ASI dan menyusui sebetulnya sudah lebih mudah diatasi.

Puting payudara ibu yang rata saja, kini bisa disiasati. Dalam hal ini, bantuan dari ahli laktasi akan sangat membantu setiap ibu yang ingin memberikan ASI terbaik.

Baik bayi yang dilahirkannya sendiri maupun tidak.

(Baca juga: Yang Konyol-Konyol di Perang Dunia II: Nazi Gelar Pesawat Palsu dari Kayu dan Sekutu Mengebomnya Dengan Bom Kayu)

Selain obat-obatan, faktor yang paling mempengaruhi agar bisa menyusui bayi adalah faktor kedekatan dan kasih sayang.

Walau belum keluar susu, rangsangan dari isapan bayi pada puting payudara juga membantu.

Sehingga walaupun pada awalnya si ibu tidak mengeluarkan ASI dan membiarkan bayinya hanya mengisap puting payudaranya secara teratur dalam jangka waktu yang panjang, lama-kelamaan ASInya bisa keluar.

Sama halnya seperti seorang  nenek yang menyusui cucunya sendiri. Biasanya hal ini terjadi pada seorang nenek yang tidak tega membiarkan cucu menangis karena kelaparan, sedangkan ibunya sibuk bekerja misalnya.

Kebiasaan bayi yang meng-empeng puting payudara neneknya bisa merangsang produksi ASI dari si nenek. Akhirnya bayi bisa mendapat ASI dari neneknya.

Itulah sebabnya seperti yang dikatakan tadi, love hormone memegang peranan yang sangat penting untuk menyusui. (Tika Anggreni)

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Februari 2017)

(Baca juga: Heboh Pernikahan Sedarah di Riau, 4 Tokoh Dunia Ini Juga Ternyata Terlibat Kasus Inses)