Find Us On Social Media :

Lelaki Kebiri Itu Setia Setengah Mati dan pada Masanya Harganya Jual Lebih Mahal daripada Budak Biasa

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 2 Februari 2018 | 18:15 WIB

Ada beberapa alasan kenapa pengebirian dilakukan. Untuk menghukum orang yang ketahuan berzinah, mempermalukan serdadu yang kalah, sekadar menyiksa, membuat budak tidak bisa berbuat apa-apa, atau meredam kekuasaan musuh.

(Baca juga: Dibuat oleh Pelukis yang Sedang Depresi, 10 Lukisan Gelap nan Misterius Ini Benar-benar Menyeramkan))

Meski pengebirian merupakan perbuatan kekerasan terhadap pria, sejarah mencatat, pelakunya kaum pria juga.

Orang kasim yang dikebiri sebelum masa akil-balik, biasanya akan berkulit mulus, tidak berbulu, dan bertubuh selembut wanita. Orang-orang kasim yang mulus ini menjadi sasaran permainan orang-orang kaya pada zaman dulu.

Maklum saja, layanan mereka bisa dihargai 250 kali lebih mah al daripada layanan budak biasa.

Berkaitan dengan kebutuhan layanan seks ini, zaman dulu ada dua macam budak kebiri. Orang kasim "hitam", yaitu pria yang buah zakar  dan penisnya dibuang, dibuat menjadi dan diperlakukan seperti "wanita".

Orang kasim "putih", hanya buah zakarnya yang dibuang. Budak ini tetap bisa melakukan hubungan seksual, cuma tidak bisa punya keturunan.

Yang "putih" ini jelas memenuhi kebutuhan para wanita kalangan atas, karena sebagai pelayan cinta ia bisa memberikan,  kepuasan dengan "aman", artinya tanpa mengakibatkan kehamilan.

Karena itu, sesuai penggunaannya, di Roma ada beberapa sebutan buat orang kasim: sernivir (setengah laki-laki);  eviratus (orang kasim); mollis (pria yang  kewanita-wanitaan); malakos (penari dengan gaya wanita).

(Baca juga: (Foto) Berani Lihat? Taman Neraka di Thailand Ini Menawarkan Beragam Siksa 'Akhirat' Kepada Pengunjung)

Bagaimana akibat medik tindak pengebirian itu sendiri pada pria? Ternyata pengobatan modern sudah memastikan, pengebirian bisa menimbulkan akibat yang berbeda-beda pada setiap pria.

Sebab,  produksi testosteron tidak bisa begitu saja dihentikan.