Find Us On Social Media :

Mengenang Gempa Besar Tangshan, Gempa Bumi Paling Mematikan yang Tewaskan Ratusan Ribu Jiwa

By Ade Sulaeman, Jumat, 26 Januari 2018 | 14:45 WIB

Intisari-Online.com - Subuh hari pukul 03.43 pada 27 Juli 1976, tatkala orang masih nyenyak tidur terjadi musibah yang luar biasa karena mirip serangan bom nuklir.

Sebuah

Gempa besar Tangshan

Tangshan teryata didirikan di atas tanah sedimen yang lunak, sehingga intensitas guncangan memicu buyarnya ketahanan tanah tersebut.

Buyarnya kekokohan tanah itulah yang melipatgandakan kehancuran kota di atasnya.

 Faktor lain adalah besarnya jumlah penduduk Tangshan yang tinggal di bangunan apartemen dari batu bata, baik yang berlantai banyak maupun satu lantai.

Sekitar 95% bangunan perumahan itu runtuh, menimbun para penghuninya yang masih terlelap tidur.

(Baca juga:

Gempa besar Tangshan

Hujan lebat yang kemudian turun menimbulkan banjir d ireruntuhan kota. Sedangkan mayat yang belum sempat dievakuasi dan dikuburkan mulai rusak.

Akibat kondisi susulan itu, maka berjangkitnya wabah penyakit tidak terhindarkan lagi, menyerang para korban yang tinggal di tempat-tempat pengungsian.

Semua penderitaan ini menimbulkan bekas mendalam terhadap mereka yang selamat.

Hampir seluruh bagian dari negeri China memang tidak luput dari ancaman gempa bumi.

Selama abad yang lalu 21 dari 30 provinsinya diguncang gempa berkekuatan 6 atau lebih yang menimbulkan korban jutaan jiwa.

Sekalipun kota Tangshan dalam 10 tahun telah berhasil dibangun kembali dan bahkan lebih bagus dari yang semula suasana belum tenang.

Pasalnya banyak dari penduduknya yang tidak mampu lepas dari rasa terteror seperti takut terhadap suasana gelap dan sebagainya.

Sejumlah gempa memang berhasil diantisipasi seperti di Haicheng awal 1975 sehingga korbannya dapat diminimalkan.

Namun gempa Tangshan di tahun 1976 gagal terdeteksi. Pasalnya gempa bumi memang sulit sekali diprediksi. Bahkan hingga saat ini.

Hampir seluruh bagian dari negeri China memang tidak luput dari ancaman gempa bumi.

Selama abad yang lalu 21 dari 30 provinsinya diguncang gempa berkekuatan 6 atau lebih yang menimbulkan korban jutaan jiwa.