Find Us On Social Media :

Katrina Leung, Intelijen Perempuan China yang Mengobrak-abrik Gedung Putih Berkat ‘Diplomasi Ranjang’-nya

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 21 Januari 2018 | 07:00 WIB

Kerja awal Leung tidak begitu sukses. Min memang berhasil ditangkap. Namun bukti-bukti yang dikumpulkan ternyata sangat lemah. Pengadilan pun kemudian melepasnya. FBI yang kurang puas kemudian melanjutkan operasi namun tanpa melibatkan Leung. Keterlibatan Leung dengan FBI memang berakhir. Namun hubungan Leung dengan  agen FBI Bill Cleveland berlanjut.

Cleveland tertarik secara pribadi dan menjalin hubungan asmara dengan Leung. Setidaknya hingga tiga tahun mereka berhubungan. Setelah itu, Leung memutuskan menikah secara resmi dengan seorang pria berdarah China hingga mempunyai seorang putra. Leung kemudian menekuni profesi sebagai pengusaha ekspor-impor.

Dalam dokumen yang dibeberkan di kemudian hari, FBI menyatakan usaha ekspor-impor ini hanyalah kedok belaka. Dengan usaha ini Leung leluasa mengirimkan barang ke China.Dan dalam barang-barang itu diselundupkan pula informasi rahasia yang diperolehnya dari Amerika.

Kedok Leung terungkap ketika Cleveland ditugaskan ke China. Dia terkejut karena kedatangannya sebagai agen intelijen diketahui Pemerintah China. Bahkan selama di negeri Tirai Bambu dia yakin telah dibuntuti oleh agen intelijen China. Hal ini tentu saja berbahaya bagi keselamatan Cleveland.

Baca juga: 

Merasa terancam, dia melapor ke kantor pusat. Dia kemudian disodori sebuah rekaman percakapan yang berhasil disadap dari intelijen China. Isinya tentang seorang perempuan berkode Lou yang memberikan informasi keberadaan agen-agen FBI kepada seorang  laki-laki agen MSS berkode Mao.

Cleveland terkejut karena ia mengenali suara Lou sebagai suara Leung. Petugas di kantor pusat lebih terkejut lagi, karena tidak menduga Cleveland dengan cepat mengetahui suara wanita di rekaman. Cleveland tidak bisa mengelak ketika didesak tentang hubungannya dengan Leung. Dia mengakui telah menjalin hubungan asmara, tanpa diketahui kantor pusat FBI.

Saat itu Leung sebenarnya masih belum sepenuhnya dilepaskan oleh FBI. Setelah operasi Tiger Trap selesai, dia tetap mengawasi agen FBI bernama James J. Smith (JJ). Apa daya, JJ ternyata juga jatuh ke pelukan Leung. JJ yang dikonfrontir dengan Cleveland, membantah keterlibatan Leung. Namun begitu JJ bertemu Leung, dia marah besar. Dia merasa dikhianati karena selama ini dia mempercayainya.

Baca juga: 

Setiap mereka kencan, JJ tidak pernah menaruh curiga jika Leung mengaduk-aduk isi tasnya. Leung yang terdesak sebetulnya mengakui bahwa dia memang berhubungan dengan agen MSS. Namun dia berkilah bahwa dirinya telah diancam dan diperas serta akan diungkap rahasia asmaranya jika tidak mau membantu intelijen China.

Leung dengan demikian memposisikan dirinya sebagai korban. JJ luluh dan memaafkan. Begitu juga kantor pusat FBI tidak begitu mempersoalkan Leung lagi karena menganggap kasusnya tidak begitu berbahaya. Walau demikian, Leung tetap dalam pengamatan. Merasa aman, Leung lalu melanjutkan kiprahnya sebagai pengusaha.

Dia mengembangkan kehidupan sosialnya dalam Partai Republik. Dia juga aktif dalam kegiatan sosial yang berkaitan dengan hubungan AS-China. Leung malah semakin dekat dengan kalangan elite politik, baik China maupun AS. Puncaknya ketika dia bersama JJ menghadiri malam pelantikan Presiden George Walker Bush tahun 2000.