Intisari-Online.com - Stadion Gelora Bung Karno baru saja selesai dirombak dan dibuka untuk umum pada laga Indonesia vs Islandia pada Minggu (14/01).
Bahkan, stadion GBK Senayan menjadi salah satu stadion terbaik di dunia dengan rumput lapangan yang lebih baik dan fasilitas yang mumpuni.
Sayangnya, renovasi stadion senilai Rp 770 miliar ini tidak dihargai oleh segelintir suporter yang menghadiri pertandingan Indonesia vs Islandia kemarin.
Setelah pertandingan berakhir, foto-foto rusaknya sejumlah kursi penonton di stadion GBK menjadi viral di dunia maya.
Seperti banyak ditemui dalam akun Instagram @indonesiatillidie yang dihimpun berdasarkan kiriman dari beberapa penonton lain seperti berikut ini :
Beberapa orang masih menginjak kursi stadion dan berdiri di atasnya seolah-olah itu hal yang wajar dilakukan atau duduk di sandaran kursi.
Padahal, sebelumnya Menpora Imam Nahrawi sudah menjelaskan bahwa meski kursi GBK didesain dengan apik dan tahan injak, penonton tetap dilarang menginjak kursi itu.
Hasilnya, banyak kursi di stadion GBK yang patah dan netizen menjadi geram dengan ulah para penonton yang rusuh itu.
Kekecewaan masyarakat bukan tidak berdasar, wajar jika masyarakat geram melihat kerusakan pada stadion GBK.
Pasalnya, tidak hanya baru selesai direnovasi dan diresmikan, melainkan kenyataan bahwa biaya renovasi ratusan miliar itu menggunakan uang APBN.
"Gelora Bung Karno adalah milik kita bersama, dibangun dengan uang APBN dari negara kita, Indonesia" kata Sri Mulyani dalam vlog yang diunggah di akun Instagram pribadinya.
Bisa dibilang stadion GBK adalah kebanggaan bersama masyarakat Indonesia dan harus terus dijaga keindahannya.
Sebelum hal ini terjadi, akun Instagram @indonesiatillidide juga telah mengunggah foto bangku penonton di GBK disertai keterangan "menarik melihat nasibmu besok, wahai kursi"
Seolah-olah para penggemar sepak bola tanah air sudah tahu bahwa akan terjadi perilaku kerusuhan dari para suporter yang masih belum bisa menghargai fasilitas publik.
Namun, menurut pengelola stadion Gelora Bung Karno, kursi yang rusak dan patah sebagian juga kerena pemasangannya belum sempurna, jadi tidak mesti karena ulah penonton.
Ini karena ada kursi yang memang bautnya kurang kuat sehingga mudah terlepas, dan beberapa foto di media sosial juga bukanlah foto kursi di dalam stadion GBK.
"Foto-foto kursi rusak yang berwarna putih bukanlah kursi GBK, yang berwarna merah memang kursi GBK, namun masih ditelusuri apakah karena ulah penonton atau memang kesalahan pemasangan dari pihak kami," kata Winarto, Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno.
Nantinya, pengelola akan membuat regulasi dan aturan bagi penonton untuk menjaga sikap dan ketertiban serta melarang penonton merusak fasilitas GBK.