Find Us On Social Media :

Tak Hanya Makin Artistik dan Ganteng Jet-jet Tempur Generasi Terbaru Juga Dibuat Makin Mematikan, Bagaimana dengan Jet Tempur Milik Indonesia?

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 13 Januari 2018 | 21:00 WIB

Intisari-Online.com - Dalam perkembangan terkini pesawat-pesawat tempur yang dioperasikan di seluruh dunia umumnya merupakan jet-jet tempur generasi ke-4, generasi ke-4,5 dan generasi ke-5.

Secara fisik (fuselage), tak hanya semakin artistic dan “ganteng”, jet-jet tempur itu juga dirancang semakin mematikan.

Untuk Indonesia (TNI AU), jet-jet tempur yang dimiliki seperti F-16 Fighting Falcon, SU-27/30, Hawk 100/200, dan  T-50 Golden Eagle merupakan jet tempur generasi ke-4.

(Baca juga: Siap Hadapi Pesawat Pengebom Nuklir Rusia, Militer AS Siagakan Jet-Jet Tempur Pemicu Kiamat )

(Baca juga: Bukan Hanya Jet Tempur, Heli Tempur Pun Lahir Berkat Nazi Jerman)

Ciri khas pesawat generasi ke-4 didominasi oleh penerapan teknologi digital avionik, fly-by-wire, serta mempunyai Thrust to Weight Ratio yang besar.

Kemampuan ini sejalan dengan penemuan mesin generasi baru yang sangat handal seperti yang terpasang pada pesawat F-15C Eagle yaitu jenis Part & Whitney F-100 after burner.

Jenis pesawat generasi-4 yang lahir di awal tahun 1970-an didominasi pesawat tempur yang bongsor dengan kemampuan yang mengagumkan.

Jenis pesawat tempur lain generasi 4, yaitu F-14 Tomcat, MiG-29, Yak-38, Mirage-2000, F-16, Saab Vigen dan lainnya.

Patut dicatat bahwa selain negara maju di bidang kedirgantaraan, beberapa negara “baru” telah mampu juga menghasilkan pesawat generasi 4 seperti China dengan Chengdu J-10, India dengan Hindustan LCA, Taiwan dengan AIDC Ching Kuo dan Jepang dengan Mitsubishi F-2.

Pesawat generasi 4 juga ditandai dengan bergabungnya beberapa pabrikan besar untuk memproduksi jenis pesawat yang sama.

Metode ini ternyata sebagai pijakan dalam memasuki generasi 4,5 yang baru berkembang saat ini.

(Baca juga: Jet Tempur Mutakhir Itu Ibarat Macan Bertaring Bagi TNI AU Untuk Gentarkan Lawan)

(Baca juga: Seram! 5 Jet Tempur Canggih AS Masuk Tanpa Izin Hingga Pulau Bawean, Pilot TNI AU Ini Berjibaku Mengusirnya)

Selama 15  tahun terakhir ini, pesawat tempur dimasukan dalam generasi-4,5 yaitu jenis pesawat yang mengadopsi Advance Avionic Integration serta berkemampuan RCS (Reduce Cross Section).

Bentuk pesawat generasi ini menjadi kecil kembali dan agak “aneh” dengan cross section yang minimal meskipun belum diterapkan konsep stealth.

Keanehan ini dikarenakan penemuan teknologi baru dalam control andthrust, sehingga kemampuan terbang pesawat tidak semata tergantung pada hukum aerodinamis tetapi tertumpu pada trust vectoring.

Seperti terlihat pada pesawat generasi 4,5 yang diwakili oleh Su-33, Su-35, Eurofighter Typhoon dan Rafale, semua jenis yang mengandalkan canard dalam bermanuver.

Sebenarnya tidak ada perbedaan yang menyolok antara generasi 4 dan generasi 4,5 selain avionik yang diusungnya.

Jika jet-jet tempur Su-35 yang dibeli oleh Indonesia dari Rusia sudah diterima maka untuk pertama kalinya TNI AU memiliki jet tempur generasi 4,5.

Sementara jet-jet generasi-5  seperti yang diwakili pesawat F-22 Raptor dan F-35 Lighting II (AS), Tu-160 M dan T-50 PAK FA  (Rusia) J-20 (China) ,  X-2 Shinshin (Jepang), dan KFX 201 (Korea-Indonesia) yang sedang proses rancangan adalah jenis yang baru dikembangkan setelah tahun 2000-an.

Pesawat-pesawat ini sarat dengan teknologi baru dan mempunyai karakteristik lain yaitu mampu terbang jauh (super cruise), berkemampuan stealth dan dirancang secara terintegrasi.

(Baca juga: Lima Jet Tempur Super Canggih Inilah yang Menjadi Andalan Turki dan Negara-Negara Timur Tengah)

(Baca juga: Hebat! Demi Kesiapan Perang, Negara-negara Ini Sudah Biasa Gunakan Jalan Raya untuk Terbangkan Jet Tempur)

Bermakna pesawat generasi 5 ini sudah mempunyai satu kesatuan “otak”, dimana semuanya sudah dapat dipikirkan, diperbuat dan dirancang sejak sebelum terbang.

Disini fungsi sebagai pilot tempur sudah tergantikan dengan komputer, jadi pilot yang duduk di dalam kokpit bukan seorang fighter tetapi seorang operator.

Ciri khas pesawat-pesawat tempur generasi kelima ini adalah sifatnya yang multi peran, dilengkapi persenjataan untuk semua sasaran baik darat, laut, maupun udara.

Ciri lainnya adalah  memiliki sistem operasional secara digital dan terintegrasi, dilengkapi radar paling mutakhir RCS (Radar Cross Section), mampu bermanuver secara maksimal karena bobot pesawat yang berkurang.

Pasalnya fuselage pesawat terbuat dari komposit dan menggunakan mesin canggih berdaya tinggi, serta  mimiliki teknologi antiradar sehingga sering juga disebut sebagai pesawat  siluman (stealth).

Semua persenjataan yang dibawa jet tempur generasi terbaru itu berada di dalam badan pesawat sehingga dari luar jet-jet tempur itu tampak seperti tidak membawa senjata.

Fungsi senjata berada di dalam fuselage itu adalah supaya tidak bisa terdeteksi oleh radar.

Maka dari sisi penampilan jet-jet tempur generasi makin tampak rapi, artistik, dan “ganteng” tapi makin mematikan.

(Baca juga: Bagaimanapun Juga, Produksi Jet Tempur Generasi Mutakhir Harus Berterima Kasih pada Pertempuran Udara dalam Perang Teluk 1991)