Find Us On Social Media :

Bukan di Pearl Harbour, Serangan Inilah yang Sebenarnya Memicu Amerika Serikat Terlibat dalam Perang Dunia II

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 13 Januari 2018 | 19:00 WIB

Meskipun militer Jepang telah bersiap dengan senjata yang siap diletuskan.

Karena itu, Presiden Roosevelt pun pada 6 Desember malam masih mengirim pesan pribadi kepada Kaisar Hirohito, mengharapkan Jepang menarik pasukannya dari Indochina demi terpeliharanya perdamaian.

Ia juga mengingatkan bahwa rakyat Filipina, Malaya, Thailand, dan Hindia Belanda (Indonesia) saat itu pun sedang cemas akan terjadinya perang.

Ketika pesan  itu dikirim, AS tidak mengetahui bahwa grup armada Kido Butai di malam pekat itu sedang mengarah ke Pearl Harbour.

Sementara iringan armada lain mendekati posisi masing-masing di perairan Asia Tenggara.

(Baca juga: Sempat Dilarang Keras Orangtuanya Masuk Tentara, David Dwight Eisenhower Justru Jadi Penentu Usainya Perang Dunia II)

(Baca juga: Sial, Gara-gara Lupa Menutup Tangki Bahan Bakar Pilot Tempur Jagoan Perang Dunia II Ini Tewas Mengenaskan)

Beberapa jam sesudah pesan Roosevelt dikirim,Gedung Putih menerima salinan dokumen 14 pasal Jepang yang berhasil disadap dan diurai oleh dinas intelijen.

Sedangkan  Kedubes Jepang sendiri masih sibuk menyiapkan dokumen sama yang akan dibawa Kurusu dan Nomura ke Deplu AS esok harinya.

Mereka diinstruksi Tokyo untuk menyerahkannya pada pukul satu siang.

Siang itu Washington telah menerima laporan mengenai serangan Jepang dari Laksamana Husband Kimmel, Panglima Armada AS di Hawaii.

Pukul 14.05 Roosevelt memberitahu Menlu Hull mengenai serangan atas Pearl Harbour, dan Hull sebaliknya memberitahu presidennya bahwa kedua diplomat Jepang baru saja tiba di kantornya dan masih berada di ruang tunggu.

Kurusu dan Nomura terlambat tiba karena harus menunggu siapnya dokumen yang harus mereka serahkan.

Pukul 14.20 keduanya diterima Menlu Hull, yang menyapa dingin tanpa menjabat tangan mereka.

Keduanya tidak dapat menjawab pertanyaan Menlu AS mengapa dokumen itu harus diserahkan pukul 13.00.

“Kami sunggu tidak mengerti alasannya,” kata Dubes Nomura seraya minta maaf karena keterlambatan mereka.

Hull memotong pembicaraan diplomat Jepang itu dan mempersilahkan mereka pergi dengan nada kurang bersahabat.

Mereka tidak dapat memahami mengapa Menlu Hull bersikap seperti itu.

Setibanya di Kedubes Jepang, keduanya pun disambut Sekretaris Pertama Katsuzo Okumura yang dengan tergopoh-gopoh menyampaikan laporan yang isinya bagaikan petir di siang bolong.

“Pesawat kita telah membom Pearl Harbour,” kata Okumura.

Lemaslah Kurusu dan Nomura mendengar laporan tersebut. Usaha diplomasi mereka tak diperhatikan atau pun dihargai oleh kaum militeris Jepang sendiri.

(Baca juga: Bahaya, Ditemukan Bom Bekas Perang Dunia II di Area Reaktor Nuklir Fukushima Jepang)