Penulis
Intisari-Online.com - Sebuah sekolah mendapat petisi dari ratusan orang tua murid dan bahkan teguran khusus dari gubernur setempat setelah membuat aturan ini.
Aturannya berbunyi "no pay = no play" yang artinya bagi siswa yang tidak membayar tidak diperbolehkan ikut bermain di taman sekolah.
Siswa dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan siswa yang orangtuanya membayar iuran dan tidak membayar iuran.
Ini terjadi di sekolah dasar Wednesbury Oak Academy, di West Midlands, Inggris.
(Baca Juga :Penting! Lowongan CPNS 2018, Mulai Dari Waktu Pendaftaran Hingga Persyaratannya)
Tentu diskriminasi ini sebenarnya bisa berdampak serius pada mental dan kondisi psikis anak.
Semua bermula dari iuran yang ditarik pihak sekolah sebesar 6 poundsterling atau senilai Rp 110 ribu.
Dari 450 siswa yang ada di sekolah itu, hanya 80 siswa yang orangtuanya mampu membayar iuran.
Sisanya, tidak bisa membayarkan jumlah iuran tepat waktu dan berujung pada penerapan aturan diskriminatif ini.
(Baca Juga :Coba Cek, Apakah Ritsleting Celana Anda Memiliki Huruf 'YKK'? Jika Iya, Inilah Sejarah dari YKK)
Kepala sekolah, Maria Bull tidak mau disebut diskriminasi dan beralasan bahwa ini adalah biaya iuran yang sangat murah dan wajar.
Biaya iuran itu digunakan untuk membeli berbagai peralatan dan perlengkapan olahraga yang baru untuk kegiatan eksta kurikuler sore hari.
Termasuk di dalamnya adalah bola rugby, bole voli, tongkat pemukul baseball dan tali untuk lompat tali.
Kegiatan ekstra kurikuler olahraga itu dilaksanakan di taman bermain di kompleks sekolah dan hanya bisa diikuti oleh siswa yang membayar.
(Baca Juga :Menggemaskan! 8 Foto Bayi dan Hewan Peliharannya Ini Akan Menghangatkan Hati Anda !)
"Aku merasa iuran adalah hal yang wajar dan orangtua wajib membayar, lagipula jumlahnya sangat sedikit dibanding apa yang akan anak-anak mereka dapatkan nantinya. Beberapa orang tua berkomentar kasar di Facebookku dan itu membuatku muak. Mungkin aku akan melaporkannya ke polisi atas tindakan bullying dan mengancam," kata Maria Bull pada Mirror.
Hal ini sangat disayangkan karena sekolah tersebut memiliki reputasi dan peringkat sekolah yang luar biasa baik di Inggris.
Maria Bull juga menilai bahwa orangtua terlalu pelit untuk anak-anak mereka.
"Biaya yang dikeluarkan oleh sekolah sangat banyak dan aku sudah memangkas ongkos iurannya menjadi murah, dan bisa dicicil tiap minggu. Bayangkan, begitu saja mereka tidak mau membayar," tambahnya.
Peraturan ini dinilai diskriminasi dan banyak mendapat protes dari seluruh masyarakat di Inggris.
(Baca Juga :(Foto) Suhu Anjlok Drastis, Rambut Bocah Ini Membeku, Bahkan Tangannya 'Retak')
Masyarakat menyayangkan keputusan sekolah yang kejam karena membatasi aktifitas siswa mereka yang tidak bisa membayar.
Namun, lagi-lagi Maria Bull berdalih bahwa teman-teman mereka yang membayar iuran boleh mengundang dan mengajak temannya yang tidak membayar itu selama beberapa kali dalam seminggu.
Petisi itu sudah diberi tanda tangan oleh lebih dari 600 orang dan semuanya memberi komentar negatif terhadap insiden ini.
"Sekolah sepertinya tidak mempertimbangkan perasaan siswa mereka yang harus mengalami diskriminasi dalam hal kaya dan miskin. Kekecewaan siswa mungkin berdampak pada masa depan mereka", tulis salah satu orangtua murid.
"Bayangkan, anak-anak lain harus melihat teman-temannya bermain di taman itu sementara dia hanya bisa berada di luar pagar, menyesali keadaan ekonomi orangtuanya dengan hati yang sedih," tulis seseorang yang memberi tanda tangan pada petisi tersebut.
Sementara itu, gubernur West Midlands berjanji untuk segera menyelesaikan kasus diskriminasi di sekolah ini secepatnya dan akan menindak lanjuti semua keluhan dari masyarakat mengenai kepala sekolanya.
Bagaimanapun juga, hampir seluruh warga di West Midlands mengecam semua tindakan kepala sekolah Maria Bull dan menyuruhnya untuk lebih memerhatikan siswa yang mungkin mengalami kesulitan ekonomi.
(Baca Juga :Heroik! Pria Ini Nekat Menyamar Sebagai Pelanggan Untuk Mengeluarkan Saudarinya dari Rumah Bordil)