Find Us On Social Media :

Jutaan Makhluk Laut Mungkin Saja Akan Mati, Penyebabnya? Siapa Lagi Kalau Bukan Manusia

By Mentari DP, Rabu, 10 Januari 2018 | 16:15 WIB

Intisari-Online.com – Di laut, terdapat wilayah yang disebut zona mati.

Zona mati merupakan wilayah laut di mana oksigen hampir habis atau habis seluruhnya, dan membuat sebagian besar makhluk laut tidak dapat bertahan hidup di sana.

Nah, dilaporkan wilayah zona mati akan menjadi lebih banyak.

Ada beberapa penyebab mengapa zona mati menjadi lebih banyak. Salah satunya karena perubahan iklim.

(Baca juga: Sedih, Burung-burung Ini Mati Dengan Perut Penuh Sampah, dan Itu Semua Karena Ulah Kita)

(Baca juga: Bukan Hanya Sampah Plastik, Tingkat Sampah Elektronik Juga Tinggi, Terutama di Asia)

Bahkan tidak hanya di wilayah laut saja. Meningkatnya suhu global dan masuknya polusi juga melemahkan kadar oksigen di laut terbuka dan di daerah pesisir, mengancam kehidupan laut di seluruh dunia.

Sebuah studi yang dipublikasikan secara online pada Kamis (4/1/2018) di jurnal Science, menyajikan evaluasi menyeluruh tentang penyusutan oksigen laut dan penyebabnya.

Hasilnya sedikit oksigen di laut tidak hanya menimbulkan masalah bagi tanaman dan hewan laut, tapi juga bisa membawa dampak serius bagi kehidupan di darat juga.

Diketahui zona mati yang kekurangan oksigen pertama kali diidentifikasi di muara, badan air di mana sungai mengalir ke laut , pada pertengahan abad ke-19.

“Dan penyebab penipisan oksigen mereka terkait dengan keberadaan limbah perkotaan di laut,” kata penulis studi Denise Breitburg, ahli ekologi laut dengan Smithsonian Environmental Research Center, kepada Live Science.

Sejak saat itu, pertumbuhan aktivitas industri telah mengganggu keseimbangan kimia laut.

Sementara itu, meningkatnya suhu global juga menghambat kelarutan oksigen dalam air dan membatasi distribusinya ke laut yang dalam.

Pada saat yang sama, beberapa kehidupan laut telah semakin tertekan karena lautan yang lebih hangat dan lebih asam. Padahal mereka sangat membutuhkan oksigen.

(Baca jugaSedih, Tidak Hanya di Permukaan, Sampah Plastik Juga Telah Sampai di Bagian Terdalam dari Laut)

Jumlah korban di laut meningkat

Sebuah tim ilmuwan dari Global Ocean Oxygen Network, sebuah kelompok yang dibentuk oleh United Nations's Intergovernmental Oceanographic Commission pada tahun 2016, melakukan penyelidikan dan mereka menemukan bahwa jumlah korban di laut telah meningkat secara vsignifikan.

Selama 50 tahun terakhir, samudera kehilangan sekitar 85 miliar ton (77 miliar metrik ton) oksigen, yang kira-kira seukuran Uni Eropa.

Secara global, jumlah air laut nol-oksigen telah meningkat empat kali lipat, sementara daerah yang diduduki zona oksigen rendah telah meningkat sebanyak 10 kali.

Seiring dengan penurunan tingkat oksigen dalam air, pertumbuhan ikan dan organisme laut lainnya juga terpengaruh.

(Baca juga: Sedih, Ikan Ini Ditangkap dengan Kondisi Tubuh Mengenaskan Gara-gara Terjerat Sampah Plastik)

Kekurangan oksigen dapat membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit, atau membuatnya lebih sulit untuk bereproduksi. Dalam kasus ekstrim, mereka bisa mati lemas.

Sementara beberapa jenis mikroorganisme yang berkembang dalam kondisi oksigen rendah, akbat yang paling besar adalah mereka mati.

Selain itu, mereka bisa meninggalkan perairan yang kekurangan oksigen, menyerang ekosistem terdekat di mana mereka dapat menemukan keseimbangan kehidupan, mengganggu jaring makanan, atau meningkatkan kerentanan mereka terhadap predator.

Oleh karena itu, para ilmuwan memperingatkan kita semua untuk tidak melakukan faktor-faktor yang mendorong perubahan iklim global, alasan paling besar yang membuat perubahan besar di laut.

(Baca juga: Foto-foto Mengejutkan yang Tunjukkan Lautan Sampah di Lepas Pantai Honduras )