Find Us On Social Media :

‘Seratus Tahun Lagi Pun Belum Tentu Akan Lahir Sebuah Grup Musik Seperti Koes Plus

By Ade Sulaeman, Jumat, 5 Januari 2018 | 12:00 WIB

Pemimpin Remaco adalah Eugene Timothy (21 Februari 1938 – 24 Desember 2000) yang akrab dipanggil Om Yujin.

Dari Remaco meluncur hits seperti Diana, Cubit-cubitan, dan metafora untuk menggambarkan kein­dahan dan kesuburan Indonesia, Kolam Susu.

Tidak ketinggalan pula lagu pujaan terhadap negeri, Nusantara, yang diciptakan Tonny sampai beberapa versi.

Tidak hanya itu, Koes Plus juga menghasilkan album aneka corak musik dan tema.

Pop Melayu, pop Jawa, orkestra, pop keroncong yang merupakan amanat dari ayah mereka, Koeswoyo Senior, juga orkestra, pop anak-anak, hard beat, album Natal, kasidahan, bahkan instrumental.

“Menurut saya, seratus tahun lagi belum tentu akan lahir sebuah grup musik seperti Koes Plus” – Eugene Timothy (21 Februari 1938 – 24 Desember 2000).

Dari Remaco pula Koes Plus membuka jalan bagi penyanyi dan band lain untuk meramaikan musik Indonesia.

Panbers, Mercy’s, D’Lloyd, Favorite’s Group, juga penyanyi tunggal semacam Bob Tutupoly, Elvie Sukaesih, dan banyak lagi.

Kelak ketika Nomo Koeswoyo menekuni bisnis rekaman melalui Yukawi bersama Leo Kusi­ma, ia juga melahirkan No Koes, No Bo, Usman Bersaudara, Franky Sahilatua, dan Oma Irama yang meledak dengan lagu Begadang (1973).

Ia juga menggebrak pasar lagu anak-anak dengan menampil­kan putrinya, Chicha, dalam lagu Heli (1976).

(Ditulis oleh Mayong S. Laksono berdasarkan Buku Kisah dari Hati, Koes Plus Tonggak Industri Musik Indonesia. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 2014)

(Baca juga: Tak Bisa Diam dan Gemar Lompat-lompat, Itu Pertanda Anak Anda Punya Kecerdasan Kinestetik Tinggi)