Find Us On Social Media :

‘Seratus Tahun Lagi Pun Belum Tentu Akan Lahir Sebuah Grup Musik Seperti Koes Plus

By Ade Sulaeman, Jumat, 5 Januari 2018 | 12:00 WIB

“Ada yang mau jual mobil nih. Barangnya masih bagus. Mau eng­gak?”

(Baca juga: 7 Desa Ini Tersembunyi di Tempat yang Tak Terbayangkan, Salah Satunya Ada di Kawah Gunung Berapi)

Gue lagi latihan. Ntar aje …,” sahut Mas Nomo.

“Nanti diambil orang.”“Iya, sebentar lagi deh ….”

Mas Tonny menghentikan latihan. “Mau dagang atau mau latihan?!” suaranya meninggi.

“Mas Nomo cabut. Aku kasihan ngelihat dia, jadi solider enggak nerusin latihan,” kenang Mas Yok.

Melihat keadaan itu, Mas Tonny ternyata tidak surut, bahkan maju terus dan berusaha mencari penabuh drum dan pemetik bas baru.

Dengan bantuan seorang teman, bertemulah dia dengan Murry, pemain drum band Patas, kemudian sebagai pemain bas direkrut Toto AR, adik gitaris Dara Puspita, Titiek Adji Rachman, dan pemain bas Lies Soetisnowati Adji Rachman.

“Dasar konseptor Koes Plus adalah Mas Tonny, jadi enggak ngaruh. Dheg Dheg Plas meluncur begitu saja dan nyaris tak ada yang tahu bahwa yang memetik bas bukan aku,” sambung Mas Yok.

Koes Plus dikontrak Dimita sampai tahun 1972.

Pada tahun berikutnya grup itu pindah ke Re- public Manufacturing Company Limited yang dikenal dengan sing katan Remaco.