Menurut Penelitian Orang Kidal Cenderung Ateis, Benarkah?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Hasil tersebut didukung oleh berbagai penelitan sebelumnya yang telah menyimpulkan bahwa sekitar 40 persen religiusitas seseorang ditentukan secara genetis.

Intisari-Online.com -Ada fakta mencengangkan seputar orang-orang kidal.

Menurut sebuah penelitian yang terbit di jurnal Evolutionary Psychological Science, orang kidal cenderung ateis—meski kaitannya tidak terlalu kuat.

Dan sebaliknya, orang-orang religius cenderung tidak kidal dan tidak memiliki potensi autis dan skizofrenia.

Menurut para peneliti, hal ini karena orang religius lebih sedikit mengalami mutasi atau warisan genetik bagi generasi penerusnya.

Akademisi dari Inggris dan mengajar di Oulu University, Finlandia, Edward Dutton, menjelaskan bahwa ideologi seseorang di masa pra-Industri merupakan warisan turun-temurun dalam keluarga layaknya ciri-ciri genetik.

(Baca juga:Wahai Calon Orangtua, Kidal Tidaknya Bayi Dapat Diketahui dari Dalam Kandungan Lho!)

(Baca juga:Candi Kidal Memang Tak Setenar Candi Singosari, tapi Ini adalah Candi Tertua di Jawa Timur)

Sebab, hal tersebut berkaitan dengan kematangan diri, kesehatan mental, dan perilaku sosial.

Namun kini dengan kemajuan teknologi, usia manusia menjadi semakin panjang dan reproduksi menjadi semakin aman sehingga orang yang ateis menjadi lebih mudah menghasilkan orang ateis.

Dikutip dari Telegraph pada hari Kamis (21/12), fenomena ini juga dihubungkan dengan peningkatan kepercayaan terhadap hal-hal supranatural.

Di Inggris saja, kelompok ini mengalami lonjakan 40 persen antara tahun 2005 menjadi 52 persen dari seluruh populasi pada 2015.

Peneliti menjelaskan dalam jurnal mereka bahwa orang-orang religius di masa modern saat ini cenderung berasal dari warisan nenek moyang mereka yang hidup sangat religius di masa Pra-Industri.

(Baca juga:Anda Boleh Putus Asa Hanya Jika Anda Tidak Percaya Tuhan)

(Baca juga:Selain Pulau Kiluan, Inilah Pulau-pulau di Asia yang Masuk Daftar Jual di Privateislandsonline.com)

“Orang-orang religius di masyarakat Barat - yang hidup sebelum masa Revolusi Industri - adalah masyarakat terpilih karena mampu bertahan dalam kondisi masa zaman Pra-Industri,” tulis para peneliti.

Mereka melanjutkan, sebaliknya, orang yang kurang percaya kepada Tuhan atau ateis dan mereka yang percaya paranormal tidak akan pernah mencapai usia dewasa atau lahir pada masa tersebut.

Hal ini karena ideologi merupakan ekspresi dari seleksi alam yang meningkatkan beban mutasi.

Para peneliti juga meneliti orang-orang yang kidal, dan penderita autisme atau skizofrenia untuk mengetahui tingkat kepercayaan mereka kepada Tuhan.

Hasilnya, memang ada kaitannya, meskipun kurang kuat, antara kidal dan tidak religius. Hubungan kuat justru dideteksi pada autisme dan non-religius.

Hasil tersebut didukung oleh berbagai penelitan sebelumnya yang telah menyimpulkan bahwa sekitar 40 persen religiusitas seseorang ditentukan secara genetis.

(Baca juga:Inilah Bahaya Memaksa Anak Kidal Memakai Tangan Kanan)

(Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Orang Kidal Cenderung Ateis?")

Artikel Terkait