Find Us On Social Media :

Kamu Berani Menyantapnya Enggak? Inilah 4 Jajanan Kaki Lima Paling Ekstrem di Asia!

By Aulia Dian Permata, Sabtu, 23 Desember 2017 | 17:15 WIB

4 makanan ekstrim di Asia

Intisari-Online.com - Indonesia terkenal dengan makanan yang enak dari Sabang sampai Merauke.

Bahkan, jajanan kaki limanya juga enak semua.

Kalau Indonesia punya cilok, seblak, kue leker, dan kue cubit, maka beberapa negara lain memilih menyajikan tarantula goreng sepanjang jalan.

Menyeramkan, bukan?

(BACA JUGA : )

Dilansir dari thedailymeal.com, inilah 4 jajanan kaki lima paling ekstrim di benua Asia.

1. Balut, Filipina

Balut (Balot) dalam bahasa Tagalog artinya membungkus.

Makanan ekstrim ini adalah telur bebek yang berisi embrio anak bebek yang sudah hampir sempurna yang kemudian direbus untuk dimakan.

Jadi, saat Anda mengupas kulit telurnya, Anda akan melihat bakal anak bebek yang mungil sudah direbus matang di dalamnya.

Balut dijual oleh para pedagang kaki lima di Filipina, Kamboja, dan Vietnam.

Makanan ini dipercaya bisa membangkitkan libido pria dan dianggap memiliki protein yang sangat tinggi.

(BACA JUGA :  )

Lucunya, telur balut ini seringkali dijadikan bahan praktikum saat di sekolah sehingga semua anak sekolah di Filipina pasti pernah mencicipi balut.

Cara makan balut ini mudah, kok.

Pecahkan sedikit bagian atas telur, lalu minum cairan di dalamnya, kupas setengah bagian telur, dan kunyah saja seperti biasa.

Anda akan merasakan sensasi mengunyah bayi-bayi bebek yang sudah memiliki paruh, bola mata, dan badan yang sudah berbentuk.

Untuk menambah rasa, Anda juga bisa memberi cuka, cabe bubuk, atau garam saat makan balut.

Orang Filipina suka sekali mengonsumsi balut saat berkumpul bersama teman-temannya, bahkan muda-mudi yang sedang pacaran juga jajan balut di pinggir jalan.

2. San-Nakji, Korea Selatan

Nakji dalam bahasa Korea artinya gurita kecil.

Sannakji berarti memakan gurita kecil.

Namun, bukan berarti memakannya dalam keadaan sudah dimasak atau dibakar, melainkan makan mentah dan hidup-hidup.

Untuk menyajikannya, gurita yang masih hidup dan masih berada di dalam akuarium tempat para penjual ini akan dipotong kecil-kecil lalu diberi taburan wijen, daun bawang cincang, dan saus asin.

Disajikan dalam keadaan mentah membuat tentakel dari gurita itu masih bergerak-gerak di atas piring.

Penjual akan melakukan atraksi menggunting tentakel gurita di depan turis asing secara langsung untuk menunjukkan bahwa memang gurita itu masih hidup.

Sannakji biasanya dijual oleh para pedagang kaki lima di Korea Selatan dan juga di restoran-restoran besar.

(BACA JUGA :  )

Beberapa orang Korea juga makan sannakji utuh, tanpa dipotong lebih dulu karena menimbulkan sensasi kelezatan tersendiri bagi mereka.

Meski lezat, dalam makan sannakji ini ada tekniknya, lho!

Makan sannakji harus memegang gurita dengan benar, terutama jika guritanya belum dipotong alias masih utuh.

Ini dilakukan agar Anda tidak tersedak tentakel gurita.

Sannakji juga harus dikunyah hingga lembut sebelum ditelan, karena tentakel yang menempel di tenggorokan bisa menyebabkan tersedak dan meninggal karena sulit bernafas.

Saking ekstrimnya kuliner ini, setidaknya ada enam kasus orang yang meninggal karena tersedak sannakji dalam satu tahun di Korea Selatan.

3. Telur Satu Abad, Cina

Telur ini sebenarnya mirip dengan telur asin ala Indonesia, dengan bentuk dan cara yang lebih ekstrim.

Telur ini memiliki banyak nama, contohnya, telur satu abad, telur seribu tahun, dan yang paling populer di Cina disebut telur pidan.

Pidan adalah telur yang diawetkan selama minimal dua bulan dan maksimal lima bulan.

Telur pidan bisa dibuat dari telur ayam maupun telur bebek.

Telur mentah asli ini dicuci bersih dan disikat hingga kulit telurnya benar-benar bersih, lalu dibungkus dengan campuran bahan pidan.

Bahan untuk membungkus telur ini terbuat dari abu, garam, tanah liat, kapur kalsium oksida, dan sekam padi (kulit ari gabah). 

Telur yang sudah dibungkus campuran abu tadi lalu disimpan dalam sebuah wadah tertutup selama dua hingga lima bulan.

Setelah disimpan, telur bisa direbus lalu disajikan.

(BACA JUGA : )

Hasil dari pengawetan telur ini berupa kuning telur yang berubah warna menjadi hijau pekat dan memiliki tektrur yang lembut seperti krim serta putih telurnya berubah menjadi coklat kehitaman, namun sedikit transparan seperti jelli.

Tidak hanya perubahan pada warna, namun juga telur ini memiliki aroma yang sangat menyengat dan tidak disukai beberapa orang.

Penyajian telur pidan ini bisa dimakan secara langsung atau dicampur ke bubur dan diolah dengan berbagai resep masakan.

Meski tampilan dan aromanya tidak menyenangkan, namun rasa telur pidan ini enak karena kuning telurnya sangat lembut.

Telur ini memiliki banyak sekali penggemar di Cina dan toko-toko serta restoran yang menjualnya selalu dipenuhi pembeli. 

4. Tarantula Goreng, Kamboja

Percaya atau tidak, tarantula goreng adalah jajanan kaki lima paling favorit di Kamboja.

Awalnya, saat pemberontakan Khmer dulu, masyarakat Kamboja benar-benar kekurangan bahan pangan.

Sementara itu, banyak tarantula yang tinggal di dalam lubang-lubang di tanah di seluruh wilayah Kamboja, sehingga masyarakat mulai mencoba mengonsumsi tarantula.

Ternyata, rasa tarantula goreng ini sangat enak sehingga mereka terus memakannya hingga sekarang.

Dalam satu hari, satu penjual kaki lima bisa menjual 100 ekor tarantula goreng.

Tarantula goreng hanya bisa didapat saat sedang musim laba-laba di Kamboja.

Cara memasaknya sangat mudah, tarantula yang sudah direndam dalam air dan sudah mati dibumbui dengan campuran gula dan garam, lalu digoreng dalam minyak yang sangat panas hingga matang.

Para penggemar tarantula goreng mengakui bahwa rasanya sangat enak karena renyah di seluruh bagian tubuh tarantula.

Bahkan, Anda bisa merasakan lapisan daging berwarna putih pada bagian tubuh tarantula dan renyah gurih pada bagian kaki-kakinya.

Rasanya digambarkan seperti perpaduan antara rasa daging ayam dengan ikan cod.

Wah, ekstrim sekali ya?

Apakah Anda berani menyantapnya? 

(BACA JUGA :  )